Konsumsi Pertalite Terus Meningkat, Bagaimana Premium?

Kehadiran Pertalite mampu menyedot konsumen Premium 10 persen. Sedangkan Pertamax hanya 1 persen.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 20 Agu 2015, 10:03 WIB
Diterbitkan 20 Agu 2015, 10:03 WIB
20150724-Pertalite-Resmi-di-luncurkan-Jakarta5
Petugas SPBU bersiap melayani pembeli BBM jenis Pertalite ke sepeda motor di SPBU Coco, Abdul Muis, Jakarta, Jumat (25/7/2015). Partalite dijual dengan harga Rp.8400 perliter. (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) varian Bahan Bakar Minyak (BBM) baru Pertalite telah memikat konsumen Premium untuk beralih. Jika konsumsi Premium terus menurun, bagaimana dengan produksinya?

Direktur Pengolahan Pertamina, Rachmad Hardadi mengatakan, semakin hari penjualan Pertalite terus bertambah, hal tersebut disebabkan oleh konsumen Premium yang rela beralih bukan karena Pertamina yang mengurangi penjualan Premium.

"Konsumsi Pertalite dari hari ke hari bertambah terus. SPBU mana lagi yang sediakan Pertalite, ini diversifikasi produk bukan maksud untuk menghapus Premium. Pertamax tidak turun, atas kenaikan Pertalite," kata Hardadi, seperti yang dikutip Kamis (20/8/2015).

Hardadi mengungkapkan, ketika konsumsi Premium menurun, kilang Pertamina tetap memproduksi Premium sesuai dengan kapasitas normal.

Namun, untuk menyesuaikan konsumsi dan produksi, Pertamina memangkas impor Premium. Menurut Hardadi, selain mengurangi impor, kehadiran Pertalite juga berdampak positif pada fiskal yaitu menghemat devisa.

"Produksi pertamina tidak turun. Premium yang harus diimpor yang diturunkan jadi devisa tidak berdarah-darah," tuturnya.

Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina, Ahmad Bambang menyatakan, kehadiran Pertalite mampu menyedot konsumen Premium 10 persen. Sedangkan Pertamax hanya 1 persen.

Bambang melanjutkan, sejak BBM dengan kadar Research Octane Number (RON) 90 tersebut dipasarkan, sampai saat ini pangsa pasar Pertalite sudah mencapai 12 persen.

"Saat ini, Pertalite sudah memegang share sekitar 12 persen dari market kita secara total," tutupnya. (Pew/Gdn)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya