Liputan6.com, Jakarta - Harga Daging kunjung turun setelah lebaran hingga menembus Rp 120 ribu per kilogram (kg). Alhasil, para pedagangpun meresponnya dengan aksi mogok jualan beberapa pekan lalu.
Komisioner Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Nawir Messi mengatakan, mahalnya harga daging ada dua penyebab utama. Pertama, kata dia, karena kebijakan pemerintah mengerem laju impor secara dratis.
Nawir mengatakan, dengan kebijakan tersebut maka suplai daging yang ada dikeluarkan secara bertahap.
Advertisement
"Pasar merespons ini, saya kira rasional. Dengan menggelontorkan suplai secara perlahan," kata dia dalam diskusi bertemakan 'Mengapa Daging Sapi dan Ayam Seperti Terbenam' di Jakarta, Sabtu (22/8/2015).
Di sisi lain, Nawir mengatakan kebijakan tersebut tak diimbangi dengan kekuatan peternak lokal. "Dari sapi, ada keinginan ambisius swasembada dengan mengurangi impor secara drastis tanpa kesiapan produksi dalam negeri," tuturnya.
Penyebab kedua, lanjut dia, sulitnya daging sapi yang berasal dari Jawa Timur dan Jawa Tengah yang memiliki pasokan lebih.
"Ternyata temuan teman-teman barang Jawa Timur, Jawa Tengah tak bisa masuk. Ini indikasi sesuatu. Kalau misalnya bisa masuk biaya tidak diterima pasar," jelasnya.
Nawir sendiri tak membeberkan sesuatu atau pelaku yang dianggap bermain di pasar tersebut."Ini masih pembahasan," tandas dia. Â (Amd/Ndw)