PLN Bangun Pembangkit Gas Rp 1,89 Triliun di Gorontalo

PLN meresmikan peletahan batu pertama PLTG Gorontalo dengan kapasitas 100 MW.

oleh Septian Deny diperbarui 10 Sep 2015, 17:01 WIB
Diterbitkan 10 Sep 2015, 17:01 WIB
20150908-CNG-Bekasi
Teknisi mengawasi pengoperasian instalasi produksi tekanan gas di Compressed Natural Gas (CNG), Bekasi, Selasa (8/9/2015). CNG Plantt berkontribusi 5-10 % terhadap total daya listrik 2045 MW menjadi 20-30 % pada tahun 2016. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - PT PLN (Persero) meresmikan peletakan batu pertama (groundbreaking) pembangkit listrik tenaga gas (PLTG) Gorontalo berkapasitas 100 megawatt (MW). PLN mengandeng perusahaan pelat merah lain, yaitu PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk dalam pembangunan pembangkit listrik ini.

Direktur Regional Sulawesi dan Nusa Tenggara PT PLN (Persero) Amin Subekti mengatakan, nilai investasi proyek PLTG yang berlokasi di Desa Maleo, Kecamatan Paguat, Kabupaten Pohuwatu ini mencapai Rp 1,89 triliun.


"Kontrak pembangunan PLTG di Pohuwato ini dengan nilai US$ 97,35 juta (Rp 1,39 triliun) dan Rp 498,95 miliar telah ditandatangani pada 30 Juni 2015 dan efektif pada 20 Agustus 2015," ujarnya di Pohuwatu, Gorontalo, Kamis (10/9/2015).

Dia menjelaskan, pembangunan pembangkit listrik tersebut sangat penting mengingat tingginya kebutuhan listrik di Gorontalo. Saat ini daya pasang listrik di provinsi Gorontalo mencapai 320 MW, sedangkan beban puncaknya hingga 325 MW.

"Defisit ini masih menjadi masalah dan pemadaman masih jadi hal yang tidak bisa dihindari. Makanya kita cari solusi untuk tambahan pasokan," jelasnya.

Menurut Amin, dengan adanya tambah sebesar 100 MW jika pembangkit listrik ini mulai beropeasi nantinya, maka akan memberikan keleluasan bagi PLN dalam pelayanan kepada pelanggannya di provinsi tersebut.

"Saat ini masih ada daftar tunggu sekitar 70 MW. Jika ini selesai, maka kita bisa langsung menyambung baru," kata dia.

Jika tidak ada permasalahan, lanjut Amin, pembangunan proyek pembangkit listrik ini ditargetkan selesai dalam 6 bulan sehingga pada akhir Februari diharapkan sudah bisa beroperasi. Namun sebelum selesai keseluruhan, diharapkan sekitar 50 persen pasokan listrik dari pembangkit ini sudah bisa dirasakan oleh masyarakat pada akhir tahun ini.

"Ini akan makan waktu 6 bulan, sejak Agustus. Bila tidak ada permasalah lebih lanjut terkait pembebasan lahan, maka PLTG ini akan selesai seluruhnya Februari 2016. Tetapi kami usahakan sebagian mesinnya,  50 persennya, jadi sekitar 50 MW  bisa beoperasi pada Desember 2015," tandasnya.

Listrik dari PLTG Gorontalo nantinya akan dihubungkan melalui Gardu Induk (GI) Marisa ke sistem kelistrikan Gorontalo dan Sulawesi Utara. PLTG Gorontalo menggunakan 4 buah mesin turbin tipe TM2500masing-masing berkapasitas 25 MW produksi GE.

Saat ini, sistem kelistrikan Gorontalo telah terhubung melalui jaringan transmisi 150 kV dengan sistem kelistrikan Sulawesi Bagian Utara. Jumlah pelanggan PLN di Gorontalo saat ini mencapai 212.459 dengan daya tersambung sebesar 218.547920 Volt Ampere (VA) yang dilayani oleh 4 Rayon yakni Rayon Telaga, Rayon Limboto, Rayon Kwandang, dan Rayon Marisa. (Dny/Ndw)


Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya