PLN Ingin Bangun Pembangkit 70 Ribu MW dalam 10 Tahun

Direktur Utama PT PLN, Sofyan Basir mengatakan, proyek 35 ribu MW bukan hanya menjadi program pemerintah.

oleh Septian Deny diperbarui 17 Sep 2015, 20:35 WIB
Diterbitkan 17 Sep 2015, 20:35 WIB
20150812-Pasukan Elite PLN-Jakarta
Seorang Pasukan Elit PLN saat beraksi di Menara Sutet Jalan Asia Afrika, Jakarta, Rabu (12/8/2015). Pekerjaan tersebut mengandung resiko besar karena jaringan listrik masih dipelihara tanpa dipadamkan. (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Utama PT PLN (Persero) Sofyan Basir meyakini proyek pembangunan pembangkit listrik 35 ribu megawatt (MW) penting dalam 5 tahun ke depan. PLN berencana membangun proyek tersebut menjadi 70.000 MW dalam 10 tahun.

Direktur Utama PT PLN, Sofyan Basir mengatakan, proyek 35 ribu MW bukan hanya menjadi program pemerintah. PLN, kata dia, sudah menyusun rencana penambahan daya listrik sebesar 70 ribu MW dalam 10 tahun.

"Oleh karena itu pemikiran di PLN, kami sudah menghitung. Pemahaman ini semata-mata bukan dari pemerintah. Ini memang rencana PLN dalam 10 tahun ke depan 70 ribu MW," ujarnya dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VI di Gedung DPR RI, Jakarta, Kamis (17/9/2015).

Dia menjelaskan, proyek tersebut sangat penting karena masih ada daerah yang belum teraliri listrik. Di 2014 [tingkat elektrifikasi](elektrifikasi "") di Indonesia baru mencapai 84 persen. Dengan adanya tambahan daya listrik 35 ribu MW, diharapkan elektrifikasi ini meningkat menjadi 97,4 persen pada 2019.

"Di 2014 sudah ada 47 ribu MW, tetapi 2019 kita butuh 70 ribu MW lebih," katanya.

Sofyan juga mengaku heran dengan anggapan sebagian orang yang menyatakan bahwa produksi listrik di Indonesia sudah cukup. Padahal menurut dia, defisit listrik di dalam negeri saat ini sudah sangat besar.

"Dikatakan cukup, padahal defisit luar bisa. Seperti di Sumatera kurang 9 ribu MW, Kalimantan kurang 2 ribu MW, Papua, Ambon itu kurang. Jadi defisit Indonesia masih sangat besar. Oleh karena itu kami yakini 35 ribu MW menjadi kebutuhan," kata dia. (Dny/Zul)

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya