Kapal Produksi RI Diekspor ke Filipina

PT PAL Indonesia akan mengirim kapal pesanan dari Filipina pada Desember 2015.

oleh Septian Deny diperbarui 26 Sep 2015, 17:15 WIB
Diterbitkan 26 Sep 2015, 17:15 WIB
Industri galangan kapal
(Foto: Antara)

Liputan6.com, Jakarta - Industri galangan kapal nasional ternyata telah mampu mengekspor produknya untuk keperluan pasar di negara lain selain membangun kapal untuk kebutuhan dalam negeri.

Direktur Teknologi dan Industri Pertahanan, Kementerian Pertahanan, Brigjen Jan Pieter Ate menuturkan PT PAL Indonesia yang berlokasi di Jawa Timur tengah menyelesaikan dua kapal jenis landing platform pesanan Filipina.

"Delivery-nya pada Desember tahun ini. Ini menunjukkan, industri perkapalan kita mendapat manfaat dari transfer teknologi dan kini mampu mengekspor," ujar Jan Pieter dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu (26/9/2015).

Sementara itu, Menteri Perindustrian Saleh Husin mengatakan agar kapal-kapal produksi industri galangan kapal di Indonesia lebih diminati oleh negara lain, maka harus unggul dalam dalam hal desain.

Untuk itu, pihaknya akan mendorong pemberdayaan Pusat Desain dan Rekayasa Perkapalan Nasional atau National Design and Engineering Center (NaSDEC) yang berada di Surabaya, Jawa Timur.

Fasilitas desain perkapalan ini merupakan hasil kerja sama Kementerian Perindustrian (Kemenperin) dengan Institut Teknologi Sepuluh November (ITS), Surabaya.NaSDEC yang berdiri sejak 2006 diproyeksikan mampu mendesain kapal-kapal tipe khusus seperti tanker, LNG carrier dan lain-lain.

"Pusat desain ini perlu dioptimalkan lagi, sehingga setiap ingin membangun kapal tidak harus mendesain dari awal. Manfaatnya biaya lebih hemat dan lebih singkat pengerjaannya," kata dia.

Sementara terkait investasi, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani mengatakan, pemerintah akan terus mendorong penanaman modal di bidang industri galangan kapal dan sekaligus investasi di industri komponen kapal."Untuk itu perlu regulasi yang memacu industri perkapalan termasuk regulasi fiskal, zonasi, dan pembiayaan yang lebih murah," tutur Franky. (Dny/Ahm)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya