Ikatan Alumni ITB Gandeng 2 Bank untuk Beri Modal ke Pengusaha

Pemberian bantuan pembiayaan modal ventura dapat menumbuhkan teknopreneur baru untuk meningkatkan kemandirian dan daya saing.

oleh Zulfi Suhendra diperbarui 28 Sep 2015, 11:16 WIB
Diterbitkan 28 Sep 2015, 11:16 WIB
Ingin Beralih dari Pegawai Menjadi Pengusaha? Ikuti 5 Langkah Ini
Menjalani hidup menjadi pegawai memang sudah terasa cukup, namun mencoba untuk menjadi bos dan memiliki usaha sendiri juga patut dicoba

Liputan6.com, Jakarta - Ikatan Alumni Mesin ITB (IAM) mendukung lahirnya pengusaha-pengusaha pemula dan baru. IAM-ITB yang tergabung dalam Mesin Entrepreneurs Club (MEC) menggandeng dua bank nasional yaitu Bank Syariah Mandiri dan Bank Windu Kentjana untuk memberikan bantuan pembiayaan modal ventura.

Modal ventura yang dimaksudkan adalah bantuan berupa dukungan finansial, permodalan dan manajemen bagi teknopreneur pemula yang berpotensi dalam mengembangkan bisnisnya.

Sekretaris Jenderal IAM ITB, Rudi Andriyana mengatakan, saat ini jumlah pengusaha yang terlalu sedikit membuat upaya untuk menurunkan tingkat pengangguran menjadi terlalu berat, karena hanya bergantung kepada pemerintah dan pengusaha besar saja.

"Karena itu, IAM-ITB percaya untuk menjadi bangsa yang maju Indonesia mesti meningkatkan jumlah pengusahanya, khususnya di sektor usaha kecil dan menengah yang bergerak di bidang teknologi dan manufaktur," kata Rudi di Jakarta, Senin (28/9/2015).

Rudi mengatakan, MEC modal ventura diharapkan bisa menjadi fasilitator, tak hanya bagi pengusaha pemula anggota dari IAM-ITB, melainkan juga alumni lain yang ingin memulai atau mengembangkan bisnisnya di bidang teknopreneur.

"Targetnya menumbuhkan teknopreneur baru dan berkembang dalam rangka membangun kemandirian dan meningkatkan daya saing bangsa," ujar Rudi.

Rudi mengatakan, selain dukungan finansial, MEC modal ventura juga akan memberikan dukungan manajemen yang akan dikemas menjadi satu paket dengan paket dukungan finansial yang diberikan.

"Dukungan manajemen ini diperlukan karena kebanyakan start up company di Indonesia terlalu fokus masalah produksi dan teknologi saja dan sangat kurang memperhatikan aspek manajemen keuangan dan pemasaran," tutur Rudi. (Zul/Ahm)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya