Paket Ekonomi Jilid II Buat Rupiah Menguat ke 14.678 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah bergerak menguat, sedikit menjauh titik terendah dalam17 tahun terakhir.

oleh Ifsan Lukmannul Hakim diperbarui 30 Sep 2015, 11:16 WIB
Diterbitkan 30 Sep 2015, 11:16 WIB
Paket Kebijakan Jilid II Bikin Rupiah Menguat ke 14.678
Nilai tukar rupiah bergerak menguat, sedikit menjauh titik terendah dalam17 tahun terakhir.

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah bergerak menguat, sedikit menjauhi titik terendah dalam 17 tahun terakhir, pada perdagangan Rabu, (30/9/2015). Sentimen utama pendorong penguatan rupiah adalah keluarnya Paket Kebijakan Ekonomi Jilid II yang direspon positif oleh para pelaku pasar.

Mengutip Bloomberg, rupiah dibuka menguat 3 poin di level 14.687 per dolar AS dibandingkan dengan penutupan pada Selasa pekan ini yang ada di level 14.690 per dolar AS. Nilai tukar rupiah berada pada kisaran level 14.658 per dolar AS pada pukul 10.33 WIB. Sejak pagi hingga menjelang siang ini, nilai tukar rupiah bergerak pada kisaran 14.644-14.690 per dolar AS.

Sementara itu, kurs tengah atau kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) mencatat nilai tukar rupiah menguat menjadi 14.657 per dolar AS pada Rabu dari perdagangan Selasa yang berada di level 14.728 per dolar AS.

Menurut analis mata uang PT Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk, Rully Nova, penguatan rupiah hari ini lebih karena faktor internal, yaitu adanya ekpektasi positif dari para pelaku pasar. "Lebih kerena internal, karena adanya ekpektasi positif atas Paket Kebijakan Ekonomi Jilid II." kata Rully.

Rully juga menambahkan bahwa kebijakan tersebut sangat menarik bagi dunia investasi, sehingga menjadi ekpektasi positif.

Paket Kebijakan Ekonomi Jilid II telah dilangsir oleh pemerintah pada Selasa (29/9/2015) sekitar 16.30 WIB di Istana Kepresidenan, Jakarta. Paket tersebut fokus pada sektor Industri, keuangan, dan Ekspor. 

Dalam Paket Kebijakan Ekonomi Jilid I, pemerintah lebih mengutamakan jumlah. Ada ratusan aturan yang akan dideregulasi pada paket tersebut yang akhirnya fokus pemerintah lebih kepada angka dan bukan aksi yang harus dilakukan.

Dengan kata lain, dalam Paket Kebijakan Ekonomi Jilid I lebih mengutamakan kuantitas sehingga substansi yang sebenarnya cukup penting kurang dikomunikasikan kepada pelaku pasar.

“Jadi kebijakan yang ditempuh akhirnya, berdasarkan arahan Pak Presiden, kami tak perlu banyak-banyak tetapi yang penting adalah nendang,” jelas Darmin saat konferensi pers Paket Kebijakan Ekonomi Jilid II di istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (29/9/2015).

Dalam Paket Kebijakan Ekonomi Jilid II ini, pemerintah lebih mengutamakan kualitas atau dengan kata lain mengunggulkan layanan. “Jadi c‎epat untuk investasi. Dalam paket ini, izin investasi untuk industri tidak lagi membutuhkan waktu lama,” tambahnya.

Sebelumnya, Darmin telah menegaskan bahwa Paket Kebijakan Ekonomi Jilid II tidak sebanyak paket kebijakan ekonomi jilid I yang terlebih dahulu diumumkan pada awal bulan ini. Hal ini agar kebijakan yang dikeluarkan dalam paket ini fokus pada masalah yang ingin dibereskan oleh pemerintah.

"Ya lebih kurang begini, tapi lebih kurangnya kali ini jumlah yang kita umumkan tidak banyak. Karena kalau banyak itu selalu tidak fokus. Selalu ya tinggal ya seperti saya bilang, yang diceritain PP 16, ini, itu dan akhirnya substansinya tidak sampai-sampai," lanjutnya.

Menurut dia, dalam paket ini lebih mengarah pada upaya untuk mendorong percepatan tumbuhnya investasi sehingga berdampak signifikan pada sektor industri.

"Nanti aturannya ada, lebih dari satu. Tetapi dia konsepnya jelas ini untuk mempercepat investasi di bidang industri. (Jangka waktunya) itu nanti tunggu saja di sana," kata Darmin.

Darmin yakin, Paket Kebijakan Ekonomi Jilid II ini akan mendapatkan respons yang positif bagi pelaku pasar, bisnis dan sektor industri."Yang namanya situasi sedang begini, ya jangan pernah (pesimistis). Itu semua orang lebih cenderung apa, lihat kiri, lihat kanan dulu, dan itu akan seperti anda bilang, dia selalu punya alasan untuk ngomong begini begitu," ujarnya. (Ilh/Gdn)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya