Musim Tanam Tak Bergeser, Impor Beras Vietnam Kemungkinan Batal

Saat ini, Perum Bulog masih memiliki stok beras sebesar 1,5 juta ton.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 09 Nov 2015, 14:00 WIB
Diterbitkan 09 Nov 2015, 14:00 WIB
Harga Beras Kian Melonjak
Pekerja saat mengemas beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta, Selasa (24/2/2015). Harga beras sejak 9 Februari 2015 melonjak hingga 30 persen, hal ini disebabkan belum meratanya panen di daerah produsen. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) memastikan beras impor asal Vietnam yang disebut-sebut jumlahnya mencapai 1 juta ton belum masuk ke Indonesia. Impor beras kemungkinan tak akan direalisasikan apabila musim tanam tidak bergeser dari yang lazimnya dilakukan pada November.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution ‎mengaku, Indonesia sudah mendapat kepastian impor beras dari Vietnam, bukan dengan Thailand mengingat pasokan beras dari Negeri Gajah Putih ini semakin menipis.

"Untuk sampai akhir tahun ini sudah ada jatahnya. Kami sudah komitmen dengan Vietnam. Kalau Thailand itu, (stok) berasnya sudah sangat tipis," ujar Darmin usai mengisi Kuliah Umum di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, Depok, Senin (9/11/2015).

Ia mengaku, stok beras sampai akhir tahun ini sangat cukup dan aman. Namun bayang-bayang musim kering berkepanjangan atau El Nino masih terus menghantui sehingga pemerintah perlu mengantisipasinya dengan membuka keran impor beras.

"Mungkin sudah relatif tidak kurang ya (stok beras) sampai akhir tahun ini, tidak perlu khawatir lagi. Tapi nanti kita lihat musim kering ini akan berlanjut atau sudah musim hujan," jelasnya.


Dikatakan Darmin, jika November-Desember ini turun hujan dengan intensitas sering, maka diperkirakan musim tanam akan tetap terjadi seperti biasanya di November. Jika kondisi musim hujan berlangsung, pemerintah memastikan bahwa Indonesia tidak perlu mengimpor beras dari Vietnam.

"Kalau musim tanam tidak bergeser, tetap di November maka tidak perlu impor beras dari Vietnam di bawa masuk. Sedangkan kalau bergeser kan, itu akan membuat kebutuhan terhadap beras tidak bisa terpenuhi. ‎Yang jelas tidak perlu khawatir, karena barangnya (beras impor Vietnam) belum masuk ke sini," tandas Darmin.

Sebelumnya, Menteri Pertanian Amran Sulaiman memastikan produksi beras nasional dalam kondisi normal meskipun ada ancaman perubahan iklim berupa gelombang panas atau El Nino dalam beberapa bulan terakhir.

Amran menjelaskan, pada awal pekan lalu distribusi beras yang masuk ke Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta Timur, mencapai 5.300 ton per hari. Jumlah tersebut lebih tinggi dibanding dengan angka distribusi normal yang ada di angka 3.000 ton per hari.

"Di Cipinang pada Senin lalu mencapai 5.300 ton masuk, yang biasanya hanya 2.500 ton hingga 3.000 ton. Artinya produksi beras nasional masih stabil," ujarnya.

Selain produksi masih aman, cadangan beras pemerintah yang ada di gudang Perum Bulog juga dinilai masih dalam kondisi cukup, setidaknya untuk periode sampai akhir tahun ini.

Saat ini, Perum Bulog masih memiliki stok beras sebesar 1,5 juta ton. "Kemudian stok Bulog sampai hari ini 1,5 juta ton. Ini tinggal 30 hari sampai akhir tahun, artinya itu tidak perlu risau," lanjutnya.

Dengan kondisi cuaca yang mulai hujan di beberapa daerah, Amran yakin bahwa ancaman El Nino akan berkurang secara signifikan sehingga produksi beras bisa berjalan normal ke depannya. (Fik/Gdn)



Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya