Jumlah Pencetakan Uang Tahun Depan Diprediksi Turun

Berkurangnya pesanan untuk mencetak uang ini akan berdampak pula pada pendapatan perusahaan.

oleh Septian Deny diperbarui 08 Des 2015, 15:20 WIB
Diterbitkan 08 Des 2015, 15:20 WIB
Uang Baru Peruri
(Foto: Peruri)

Liputan6.com, Jakarta - Perum Percetakan Uang Republik Indonesia (Peruri) memperkirakan permintaan pencetakan uang dari Bank Indonesia (BI) pada tahun depan akan turun jika dibandingkan dengan tahun ini.

Direktur Keuangan Perum Peruri Antonius memperkirakan pesanan pembuatan uang tersebut akan turun sebesar 10 persen jika dibandingkan dengan tahun ini yang ditargetkan mencetak 9,5 miliar bilyet (lembar) uang kertas dan 1,6 miliar uang logam.

"Tren kelihatannya menurun karena kan belum negosiasi. (Turunnya) mungkin sekitar 10 persen," ujar dia di Jakarta, Selasa (8/12/2015).

Dia menjelaskan ada beragam alasan BI mengurangi pesanan uangnya ke perusahaan pelat merah tersebut. Seperti ketersediaan uang di BI yang masih cukup atau kondisi uang yang beredar di masyarakat dinilai masih layak pakai sehingga tidak perlu ada pergantian dengan uang baru.



"Kan dia (BI) yang mengatur peredaran uang. Dia mungkin masih punya stok. Bisa juga sosialisasi uang bersih itu berhasil. Dulu kita kan uang tidak ditaruh di dompet. Kan, kita sering sosialisasi uang bersih, mungkin itu cukup efektif sehingga stok masih ada," kata dia.

Menurut Anton, berkurangnya pesanan untuk mencetak uang ini akan berdampak pula pada pendapatan perusahaan. Meski porsi pendapatan dari percetakan uang telah mengalami penurunan dibandingkan sebelumnya, jasa percetakan uang masih mendominasi pendapatan bagi perusahaan.

"Ya kan dulu 70 persen didominasi kontribusinya dari BI (pencetakan uang). Sekarang ini jadi 66 persen, itu dalam bentuk uang kertas dan logam. Yang non-uangnya jadi 34 persen, seperti document security," kata dia.

Untuk menggantikan penurunan pendapatan perusahaan dari jasa pencetakan uang, Peruri saat ini tengah mengembangkan bisnis ke pasar luar negeri dengan melayani jasa percetakan uang dan non-uang bagi negara lain.

"Kita akan masuk market luar negeri karena non-uang kita harus kejar untuk dapat revenue. Kita kan ada shareholder aspiration dari pemilik modal, jadi harus kita capai revenue-nya," kata dia. (Dny/Nrm)**

 

** Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini
**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya