Bos Kereta Cepat Jamin Mayoritas Pekerja dari Warga Lokal

PT Kereta Cepat Indonesia China juga akan bekerja sama dengan PLN untuk membangun pembangkit listrik.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 21 Jan 2016, 17:40 WIB
Diterbitkan 21 Jan 2016, 17:40 WIB
Groundbreaking Kereta Cepat Jakarta-Bandung (Foto: Ilyas Liputan6.com)
Groundbreaking Kereta Cepat Jakarta-Bandung (Foto: Ilyas Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) mengungkapkan akan ada penyerapan tenaga kerja mencapai 39 ribu orang dalam proses konstruksinya.

Direktur Utama KCIC Hanggoro Budi Wirjawan‎ memastikan mayoritas warga Indonesia akan dipekerjakan dari jumlah penyerapan tenaga kerja.

"Yang berasal dari China, kami akan pekerjakan hanya sebatas expert saja, untuk yang mayoritasnya kami akan serap tenaga kerja lokal," kata Hanggoro di Walini, Bandung Barat, Kamis (21/1/2016).

Hanggoro menambahkan selain 39 ribu akan ada tambahan lagi mencapai 20 ribu saat konstruksi TOD dan pada saat operasional TOD mencapai 28 ribu. Pada tahap awal, KCIC akan mengadakan 11 set EMU (Electical Multiple Unit), dengan satu set terdiri dari 8 (delapan) kereta.

Tidak kurang dari 583 penumpang mampu diangkut oleh setiap kereta dalam satu kali pemberangkatan.

Hanggoro mengaku dalam situasi puncak, kereta juga dapat digabungkan menjadi dua set sehingga total penumpang lebih dari 1.000 penumpang. Kereta cepat akan beroperasi selama 18 jam setiap harinya, pasokan listrik yang akan dibutuhkan adalah sekitar 75 – 100 megawatt (MW).

Oleh karena itu, KCIC akan bekerja sama dengan PT PLN (Persero). Kedua pihak itu direncanakan dalam jangka panjang  membangun pembangkit listrik sendiri untuk memastikan tidak ada gangguan pasokan listrik saat kereta beroperasi.

Pada setiap stasiun yang dilewati kereta cepat akan dibangun Transit Oriented Development (TOD) untuk mendorong lahirnya sentra ekonomi baru di koridor Jakarta-Bandung. Pada titik Walini, misalnya akan dibangun Kota Baru Walini dan di Tegalluar juga dibangun kawasan industri kreatif berbasis IT.

"Kota baru ini akan menjadi kota masa depan yang mengedepankan prinsip kawasan layak huni dan ramah lingkungan," ujar dia.(Yas/Ahm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya