Liputan6.com, New York - Harga emas stabil di bawah level tertinggi dalam 7,5 bulan pada perdagangan Rabu pekan ini (Kamis pagi WIB) dipicu komentar pimpinan bank sentral Amerika Serikat (AS)/The Federal Reserve Janet Yellen.
Kenaikan suku bunga secara bertahap disesuaikan dengan kebijakan moneter. Ia juga menekankan kondisi global melemah juga dapat menekan pertumbuhan ekonomi AS.
Dalam kesaksikan pertama Yellen ke Kongres, ia menuturkan kalau pengetatan kondisi keuangan dan ketidakpastian atas China menimbulkan risiko pemulihan ekonomi AS. Namun kemungkinan tipis bank sentral AS membalikkan siklus pengetatan.
Advertisement
Perlambatan kenaikan suku bunga AS dapat membantu harga emas. "Tren jangka pendek adalah berbalik untuk harga emas setelah Yellen menyatakan kenaikan suku bunga AS secara bertahap ke depan," ujar Kepala Riset ActivTrades Carlo Alberto de Casa, seperti dikutip dari laman Reuters, Kamis (11/2/2016).
Baca Juga
Harga emas di pasar spot pun berada di level US$ 1.192,96 per ounce atau naik 0,4 persen. Angka ini tidak jauh dari level tertinggi dalam 7,5 bulan di kisaran US$ 1.200,60. Sementara itu, harga emas berjangka untuk pengiriman April merosot 0,3 persen menjadi US$ 1.194,60 per ounce. Harga perak turun 0,1 persen ke level US$ 15,24 per ounce.
"Kami tidak mengharapkan kenaikan suku bunga sebelum Juni tetapi fokus pada kondisi keuangan," ujar Maritza Cabezas, Ekonom Senior ABN Amro.
Sementara itu, Analis Internasional FC Stone Edward Meir menilai, harga emas dapat kembali menguat seiring pelaku pasar khawatir terhadap bursa saham global dan dolar AS melemah. (Ahm/Igw)