Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) melalui integrated supply chain (ISC) sedang mencari sumber pasokan baru untuk bahan baku gas Elpiji yang lebih murah dari harga sebelumnya. Salah satu penjual gas yang sedang diincar oleh Pertamina adalah Iran.
Vice President Marketing Development ISC Pertamina Hasto Wibowo mengatakan, pencarian sumber baru yang lebih murah tersebut merupakan bagian dari kegiatan efisiensi pengadaan bahan bakar yang dilakukan ISC pada 2016 ini.
"Apa yang dilakukan ISC saat ini adalah mencari sumber energi seperti gas Elpiji yang lebih murah ketimbang kemarin," kata Hasto seperti yang dikutip di Jakarta, Minggu (13/3/2016).
Baca Juga
Salah satu sumber energi murah yang sedang dijajaki ISC adalah Iran. Menurut Hasto negara yang terletak di Timur Tengah tersebut memiliki stok gas yang cukup besar. Selama ini gas yang dimiliki oleh Iran masih tersimpan karena beberapa tahun sebelumnya negara tersebut mendapat boikot dari Amerika Serikat dan Eropa. Selama masa boikot tersebut Iran tidak bisa menjual gas ke luar negeri
Setelah masa boikot kembali dibuka, Pertamina ingin mengambil kesempatan tersebut dengan membeli gas dari Iran untuk memenuhi kebutuhan pada semester kedua 2016. "Semoga kami dapat source gas dengan ahrga yang bagus untuk semeter dua ini," ungkap Hasto.
Saat ini, ISC tidak bisa langsung membeli gas dari Iran karena sebelumnya telah melakukan kontrak jual beli dengan penjual lain. Jika kontrak tersebut dibatalkan maka lembaga pengganti Pertamina Energy Trading Limited (Petral) tersebut dikenakan sanksi. "Kami sudah deal (kontrak jual beli) ,kalau itu kita kurangi bisa di blacklist market," ujar Hasto.
Menurut Hasto, paca dibukanya boikot, Iran akan melepas 20 kargo gas, ISC akan mengincar satu hingga tiga kargo yang setara dengan 44 ribu Metrik Ton (MT).
Jika ISC berhasil membeli gas tersebut maka akan digunakan untuk menutupi peningkatan konsumsi pada saat-saat tertentu seperti hari raya.
"kira-kira 20 kargo yang diperebutkan. Kami cepat-cepat kalau bisa merebutkan beberapa kargo, yang kita lakukan adalah mencari peluang. Untuk ruang peningkatan konsumsi Elpiji," tutup Hasto. (Pew/Gdn)