4 Bos Ini Beberkan Penyebab Pekerja Rentan Kena Pecat

Penyebab pekerja rentan dipecat disampaikan para pimpinan perusahaan dalam acara Supermentor 11.

oleh Septian Deny diperbarui 23 Apr 2016, 22:14 WIB
Diterbitkan 23 Apr 2016, 22:14 WIB
Empat CEO Beberkan Hal yang Bikin Pekerja Rentan Dipecat
Para CEO membeberkan, empat hal yang menjadi penyebab utama seseorang dipecat dari tempatnya berkerja.

Liputan6.com, Jakarta - Setiap orang yang bekerja di sebuah perusahaan, pasti memiliki potensi untuk diberhentikan, setinggi apapun jabatan dari orang tersebut.

Meski ada potensi tersebut, namun setiap orang juga memiliki cara untuk bisa tetap bertahan di sebuah perusahaan.

Dalam acara Supermentor 11 dengan tema "Can You Win in The Coming Jobs War," empat pimpinan perusahaan membeberkan, empat hal yang menjadi penyebab utama seseorang dipecat dari tempatnya berkerja.

Keempatnya yaitu Tigor Siahaan yang merupakan Presiden Direktur CIMB Niaga, CEO Telkom Telstra Erick Meijer, Founder  PT Jababeka SD Darmono serta CEO Bukalapak.com Achmad Zaky.

Pendiri PT Jababeka, SD Darmono menyatakan, pekerja yang rentan untuk diberhentikan dari pekerjaannya yaitu jika mereka tidak mampu menguasai apa yang menjadi tugasnya.

"Orang yang selalu salah, di-training salah, kemudian di-training salah lagi, di-training lagi masih salah juga," ujar dia di Djakarta Theater Building, Sabtu (23/4/2016).

Sementara menurut Presiden Direktur CIMB Niaga Tigor M Siahaan, pekerja yang paling rentan terkena pemutusah hubungan kerja (PHK) yaitu pekerja yang malas.

CEO Telkom Telstra Erick Meijer berpendapat, pekerja yang rentan diberhentikan dari pekerjaannya adalah mereka yang tidak mampu memberikan kontribusi apapun bagi perusahaan.
"Yang tidak berkontribusi bagi perusahaan dan tidak bisa bekerjasama dalam tim," tegas Erick.

Sedangkan menurut CEO Bukalapak.com Achmad Zaky, pekerja yang mudah diberhentikan dari pekerjaanya yaitu yang lambat dalam berpikir dan bekerja.

Sebab pada era saat ini, kecepatan menjadi faktor utama yang menentukan bisa atau tidaknya sebuah perusahaan atau seorang pekerja bertahan dalam persaingan. "Yang lambat, lambat berpikir dan lambat bekerja," ungkap Zaky.(Dny/Nrm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya