Begini Cara Kemendag Tekan Harga Daging Sapi

Menteri Perdagangan Thomas Lembong menuturkan, pihaknya telah mengeluarkan izin impor daging sapi sekitar 27.400 ton.

oleh Septian Deny diperbarui 31 Mei 2016, 17:24 WIB
Diterbitkan 31 Mei 2016, 17:24 WIB
20160125-Harga Daging Sapi di Jakarta Melonjak Hingga Rp 130 Ribu/Kg-Jakarta
Pedagang menimbang daging sapi jualannya di Pasar Senen, Jakarta, Senin (25/1). Harga daging sapi di pasar tradisional di Jakarta naik dari Rp 95 ribu-Rp 100 ribu per kilogram (kg) menjadi Rp 130 ribu per kg. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah mengeluarkan izin impor daging sekitar 27.400 ton untuk menekan harga daging sapi hingga mencapai Rp 80 ribu per kg. Dari jumlah tersebut, daging impor yang telah masuk dan diedarkan sebesar 1.800 ton.

Menteri Pedagangan Thomas Lembong mengatakan, sesuai arahan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi), harga daging sapi di tingkat pedagang pada Ramadan ini harus mencapai Rp 80 ribu per kg.

"Untuk mencapai target tersebut, pemerintah akan melakukan penambahan pasokan daging dengan importasi. Saat ini sudah terkumpul dari sisi pengadaan dan pemesanan sebanyak 27.400 ton dari berbagai negara," ujar dia di Jakarta, Selasa (31/5/2016).

Thomas mengungkapkan, dari jumlah tersebut, pemerintah memberikan penugasan impor sebesar 10 ribu ton daging ‎kepada Perum Bulog, 5.000 ton kepada PT Berdikari, dan PT Dharma Jaya sebesar 500 ton. Selain itu juga ada impor daging yang akan dilakukan oleh swasta yang jumlahnya mencapai 20 ribu ton.

"Yang penting itu impor daging 1-2 minggu ke depan mungkin 20 ribu ton. Kalau butuh tambahan, kita tambah‎‎," kata dia.

‎Thomas menjelaskan, Australia masih menjadi negara pemasok utama daging sapi tersebut. Selain itu juga ada Selandia Baru yang siap mengimpor jika diperlukan.

‎"Daging sapi banyak dari berasal dari Australia sebagai pemasok tradisional baik berupa hewan hidup maupun daging. Seperti yang disampaikan sudah ada 1.800 ton di package dan mulai diecer. Importasi ini akan terus berjalan secara bertahap. Mungkin dari 2-3 negara utama. Kami terus eksplorasi dari negara lain. Kita buat suasana pasar yang sekompetitif mungkin. Meski mengingat waktu tidak banya‎k," ujar dia. (Dny/Ahm)

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya