Rupiah Kembali Tertekan Seiring Pelemahan Mata Uang Asia Lainnya

Sejak pagi hingga siang ini, rupiah berada di kisaran 13.143 per dolar AS hingga 13.184 per dolar AS.

oleh Arthur Gideon diperbarui 26 Jul 2016, 11:02 WIB
Diterbitkan 26 Jul 2016, 11:02 WIB
Sejak pagi hingga siang ini, rupiah berada di kisaran 13.143 per dolar AS hingga 13.184 per dolar AS.
Sejak pagi hingga siang ini, rupiah berada di kisaran 13.143 per dolar AS hingga 13.184 per dolar AS.

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali melemah pada perdagangan Selasa pekan ini. ekspektasi kenaikan suku bunga Bank Sentral AS menjadi penekan rupiah. 

Mengutip Bloomberg, Selasa (26/7/2016), rupiah dibuka di angka 13.151 per dolar AS, melemah jika dibandingkan penutupan pada perdagangan sebelumnya yang ada di angka 13.142 per dolar AS.

Sejak pagi hingga siang ini, rupiah berada di kisaran 13.143 per dolar AS hingga 13.184 per dolar AS. Sejak awal tahun, rupiah mampu menguat 4,69 persen.

Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) rupiah dipatok di angka 13.150 per dolar AS. melemah jika dibandingkan dengan patokan sebelumnya yang ada di angka 13.135 per dolar AS.

Beberapa mata uang Asia dan negara-negara berkembang memang tertekan terhadap dolar AS pada perdagangan hari ini. Ringgit terjatuh untuk hari ketujuh dan penurunan terpanjang di tahun ini. Mata uang krone Norwegia juga turun 0,3 persen dan Won Korea Selatan melemah 0,1 persen.

Pelemahan mata uang di kawasan Asia dan negara berkembang ini karena adanya spekulasi kenaikan suku bunga Bank Sentral AS atau The Federal reserve (The Fed) dan juga tidak adanya lanjutan stimulus dari Bank Sentral Jepang.

Membaiknya perekonomian AS yang tercermin dari membaiknya beberapa indikator ekonomi mendorong spekulasi pelaku pasar bahwa The Fed akan menaikkan suku bunga di tahun ini setelah pada akhir tahun lalu menjalankan kebijakan tersebut.

"Data AS yang sangat tangguh mendorong ekspektasi pasar bahwa Fed akan sedikit lebih hawkish pada pertemuan ini," jelas Eimear Daly, analis mata uang Standard Chartered Plc, London.

Ekonom PT Samuel Sekuritas Rangga Cipta menjelaskan, nilai tukar rupiah melemah pada perdagangan Senin bersamaan dengan penguatan dolar AS terhadap kurs Asia. "Tekanan pelemahan rupiah masih tinggi, rilis laporan keuangan jadi fokus," jelas dia.

Fokus juga mulai tertuju pada rilis laporan keuangan kuartal II 2016 yang akan menjadi konfirmasi atas reli IHSG yang terjadi 2 minggu terakhir. (Gdn/Ahm)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya