Liputan6.com, Jakarta - Indonesia sulit mengandalkan pertumbuhan perekonomian dari ekonomi global yang hingga kini masih belum membaik.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) Bambang Brodjonegoro mengatakan, perekonomian global sedang tidak menentu karena beberapa faktor. Faktor yang dimaksud mulai dari anjloknya harga komoditas.
"Harga komoditas sedang rendah, tidak hanya batu bara, sawit, tapi juga minyak bumi," kata dia dalam acara Investor Day di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (1/8/2016).
Advertisement
Baca Juga
Dia menambahkan, rendahnya harga minyak dunia juga menjadi indikasi jika perekonomian global sedang melambat. Perekonomian global tertekan, sejak Bank Sentral Amerika Serikat (the Fed) berencana mengetatkan kebijakan moneternya.
Hal ini juga yang menekan rupiah serta menurunkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). "Dari sisi moneter, investor sangat paham gejolak yang menerpa mulanya pertengahan 2013," ujar dia.
Hal lain yang mempengaruhi juga terkait kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral AS. "Di sini ada ekspektasi apakah mau menaikkan lagi, sebenarnya sudah ada wacana kenaikan 2 kali," tutur dia.
Terakhir, perekonomian Indonesia terpengaruh keluarnya Inggris dari Uni Eropa atau yang dikenal Brexit. Meski pengaruh dari Brexit ini tak terlalu besar bagi perekonomian Indonesia dibandingkan hal lain.
"Pertanyaannya, bagus cepat atau lambat. Buat Eropa akan lebih memberikan kepastian. Cuma kerumitan exit-nya mungkin real exit 2017, 2018," tandas dia.