Garap Ladang Minyak di Iran, Pertamina Lakukan Studi Pendahuluan

Pertamina memiliki waktu enam bulan untuk melakukan studi dan selanjutnya menyampaikan preliminary proposal.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 08 Agu 2016, 13:45 WIB
Diterbitkan 08 Agu 2016, 13:45 WIB
Ilustrasi Perusahaan Minyak dan Gas Pertamina (2)
Ilustrasi Perusahaan Minyak dan Gas Pertamina

Liputan6.com, Jakarta - Sebelum memulai pencarian minyak secara besar-besaran di dua ladang minyak raksasa di Iran bersama dengan National Iranian Oil Company (NIOC), PT Pertamina (Persero) tengah melakukan studi pendahuluan (preliminary study). Hasil dari studi ini akan menjadi landasan bagi perseroan untuk melanjutkan proses ke tahap berikutnya.

Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto mengatakan, preliminary study tersebut untuk dua lapangan minyak raksasa di Iran, yaitu Ab-Teymour dan Mansouri (Bangestan - Asmari). Pertamina memiliki waktu enam bulan untuk melakukan studi dan selanjutnya menyampaikan preliminary proposal pengembangan kedua lapangan onshore yang memiliki cadangan lebih dari 5 miliar barel tersebut.

"Dalam upaya penyiapan proposal tersebut, NIOC akan membuka informasi dan bekerjasama dengan tim Pertamina dalam bentuk joint working group," kata Dwi, dalam keterangan tertulis, di Jakarta, Senin (8/8/2016).

Menurut Dwi, Pertamina berharap kerjasama Pertamina dan NIOC bisa terealisasi dalam bentuk lebih konkret berupa kesepakatan kontrak untuk kedua lapangan tersebut. Sebagaimana diketahui, Iran saat ini mempersiapkan Iranian Petroleum Contract yang akan menandai babak baru industri migas di negara tersebut.

"Iran merupakan salah satu prioritas Pertamina. Kami serius untuk melakukan investasi hulu yang akan mendukung Iran dalam meningkatkan produksinya, di sisi lain langkah ini sejalan dengan upaya perusahaan dalam mendukung ketahanan energi nasional," ungkap Dwi.

Selain bisnis hulu, Pertamina sebelumnya telah menyepakati kerjasama pasokan Liquid Petroleum Gas (LPG). Rencananya pengapalan perdana LPG dari Iran ke Indonesia akan dilakukan pada September 2016.

"Tentu masih banyak peluang mengembangkan kerjasama kedua perusahaan seperti kerja sama pengadaan minyak mentah dan kondensat, pengelolaan kilang LNG, petrochemical, pengeboran dan oil services, dan lainnya," ujar Dwi.

Untuk diketahui, preliminary study tersebut ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman antara Pertamina dengan NIOC. Penandatanganan dilakukan oleh Dwi Soetjipto dan Managing Director NIOC Ali Kardor yang disaksikan oleh Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh RI untuk Republik Islam Iran merangkap Republik Turkmenistan Octavino Alimudin di Teheran, Iran.

Selain peluang bisnis hulu, kedua perusahaan juga sepakat untuk menjajaki peluang bisnis lainnya. 

Octavino menambahkan pemerintah Indonesia sangat mendukung kerjasama Pertamina - NIOC yang akan mendorong peningkatan hubungan ekonomi kedua negara. Dia mengharapkan nota kesepahaman ini dapat segera realisasi sesuai waktu yang disepakati dan ditindaklanjuti.

"Kami menyambut positif kerjasama business to business antara Pertamina dan NIOC dan kami siap memberikan dukungan maksimal agar kerjasama ini dapat lebih konkret di masa mendatang," tutup Octavino. (Pew/Gdn)

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya