Penguatan Dolar AS Tekan Harga Emas

Anggota The Fed menyatakan bahwa Bank Sentral terlalu lama menunggu saat yang tepat untuk menaikkan suku bunga.

oleh Arthur Gideon diperbarui 20 Agu 2016, 06:32 WIB
Diterbitkan 20 Agu 2016, 06:32 WIB
Harga emas untuk pengiriman Desember ditutup turun 0,8 persen ke angka US$ 1.346,20 per troy ounce.
Harga emas untuk pengiriman Desember ditutup turun 0,8 persen ke angka US$ 1.346,20 per troy ounce.

Liputan6.com, New York - Harga emas tergelincir pada penutupan perdagangan Jumat (Sabtu pagi waktu Jakarta). Pendorong penurunan harga emas adalah penguatan dolar AS terhadap beberapa mata uang utama dunia lain karena semakin jelasnya rencana kenaikan suku bunga Bank Sentral AS atau The Federal Reserve (The Fed).

Mengutip Wall Street Journal, Sabtu (20/8/2016), harga emas untuk pengiriman Desember ditutup turun 0,8 persen ke angka US$ 1.346,20 per troy ounce di Divisi Comex New York Mercantile Exchange.

Sejauh ini belum ada data-data ekonomi terbaru yang keluar. Oleh sebab itu, para investor pun memperhatikan komentar dari para pejabat The Fed.

Wall Street Journal Dollar Index, indeks yang mengukur nilai tukar dolar AS terhadap beberapa mata uang utama, naik 0,5 persen ke level 85,61. Kenaikan WSJ Dollar Index ini karena adanya komentar dari beberapa pejabat The Fed mengenai rencana kenaikan suku bunga.

Anggota The Fed dari San Francisco John Williams pada Kamis kemarin menyatakan bahwa Bank Sentral terlalu lama menunggu saat yang tepat untuk menaikkan suku bunga. Waktu yang diperlukan tersebut membuat biaya yang lebih mahal bagi perekonomian.

Dengan pertimbangan tersebut, maka suku bunga harus segera dinaikkan agar biaya yang dikeluarkan tidak bertambah besar lagi. Menurut Williams, September menjadi waktu yang tepat untuk menaikkan suku bunga.

Sehari sebelumnya, Pejabat Bank Sentral AS New York William Dudley mengatakan, kenaikan suku bunga bisa terjadi pada September nanti.

Kenaikan suku bunga menjadi bagi emas. Logam mulia tersebut harus bersaing dengan beberapa instrumen investasi lain yang memberikan dua keuntungan bagi investor yaitu kenaikan harga dan bunga.

Selain itu, investor juga mengamati sinyal dari Gubernur Bank Sentral AS Janet Yellen yang akan menghadiri konferensi bank sentral seluruh dunia pekan depan.

"Ada kegelisahan dari pelaku pasar dengan apa yang bakal diutarakan oleh Yellen," jelas Bob Haberkorn, Analis Senior RJO Futures. Ia melanjutkan, saat ini investor sedang mencari kejelasan dari rencana kenaikan suku bunga The Fed. (Gdn/Ndw)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya