Presiden Jokowi: Hindari Kebijakan Ekonomi yang Berdampak Negatif

Presiden Jokowi menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Hangzhou International Expo Center di Tiongkok.

oleh Nurmayanti diperbarui 05 Sep 2016, 08:02 WIB
Diterbitkan 05 Sep 2016, 08:02 WIB
20160902- Presiden Jokowi Disambut Presiden Xi Jin-ping-Reuters
Rombongan Presiden Joko Widodo diterima oleh Presiden Tiongkok Xi Jin-ping di Hangzhou, Tiongkok, Jumat (2/9). Kunjungan Jokowi untuk menghadiri KTT G20. (REUTERS / Minoru Iwasaki)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendorong negara-negara kelompok 20 ekonomi dunia (G-20) untuk memiliki komitmen berskala nasional dan global dalam menyinergikan kebijakan fiskal, moneter, dan reformasi struktural guna perbaikan ekonomi dunia.

Hal tersebut disampaikan Presiden Jokowi dalam sesi pertama gelaran Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G-20 di Hangzhou International Expo Center, China pada Minggu 4 September 2016.

Pada sesi yang membahas penguatan kebijakan dan koordinasi antara negara anggota, Presiden juga berpesan agar negara-negara G-20 saling bekerja sama dan menghindari kebijakan ekonomi yang menimbulkan dampak negatif di antara sesama anggota.

"G-20 harus meningkatkan komunikasinya dan menghindari kebijakan ekonomi yang menciptakan dampak negatif. Selain itu, setiap kebijakan ekonomi harus memiliki agenda pertumbuhan yang solid dan inklusif," ujar Presiden, dikutip Senin (5/9/2016).

Indonesia, yang pertumbuhan ekonominya lebih tinggi dibanding rata-rata pertumbuhan ekonomi negara G-20, diyakini Presiden mampu berperan besar dalam perkembangan ekonomi global. Sebab, pemerintah telah bertekad untuk menjaga perekonomian lebih terbuka.

"Indonesia berkomitmen untuk menjaga ekonominya terbuka dan kompetitif. Saya juga akan terus mempertahankan ekonomi yang inklusif," ujar Presiden.

Asistensi Anggota G-20 untuk Negara Berkembang

Salah satu pilar yang coba diangkat dalam gelaran KTT kali ini ialah ekonomi digital. Terkait dengan itu, Presiden Jokowi berharap negara-negara G-20 dapat memberikan asistensi dalam mengembangkan ekonomi digital di negara-negara berkembang.

"Saya berharap negara-negara G-20 dapat memberikan asistensi untuk mengurangi kesenjangan digital antara negara maju dan berkembang serta meningkatkan kerja sama dalam pengembangan teknologi antara negara-negara anggota G-20," jelas dia.

Selain itu, dalam forum tersebut, Presiden Joko Widodo mengingatkan akan pentingnya pembangunan infrastruktur dalam upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Presiden juga mengajak negara-negara G-20 untuk bekerja sama dengan Indonesia dalam menyukseskan program pembangunan infrastruktur nasional.

"Saat ini Indonesia sedang fokus pada percepatan pembangunan infrastruktur. Kami juga menyambut kerja sama dalam pembangunan infrastruktur dengan negara-negara G-20 lainnya," ajak Presiden.

Selama menghadiri forum tersebut, Presiden Jokowi didampingi oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Keuangan Sri Mulyani, dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung. Esok hari, Presiden diagendakan untuk menjadi pembicara utama pada sesi kedua yang akan membahas tentang tata keuangan dan ekonomi global.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya