Liputan6.com, Jakarta - Rapat kerja pengambilan ‎keputusan asumsi makro Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2017 antara Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati dan Komisi XI DPR sempat diwarnai perdebatan.
Debat ini justru datang dari anggota dewan terkait usulan pertumbuhan ekonomi nasional yang ditetapkan 5,3 persen di Nota Keuangan 2017.
Berlangsung pukul 20.30 WIB, rapat baru dimulai dengan pernyataan pembuka dari Ketua Komisi XI Me‎lchias Marcus Mekeng selama kurang lebih 5 menit. Namun saat membacakan usulan Komisi XI terhadap target pertumbuhan ekonomi yang sebesar 5,05 persen, muncul perbedaan pendapat.
"Pertumbuhan ekonomi di Nota Keuangan 2017 ditetapkan 5,3 persen, Panja sebesar 5,2 persen, sementara usulan Komisi XI sebesar 5,05 persen-5,2 persen. Karena catatan Golkar, pertumbuhan ekonomi 5,2 persen," ujar Mekeng.
Pernyataan ini menuai interupsi dari anggota dewan. Salah satunya datang dari Anggota Komisi XI dari Fraksi Nasional Demokrasi (Nasdem), Johnny G Plate. Ia beralasan bahwa, dalam rapat internal, sebanyak 9 fraksi telah sepakat usulan pertumbuhan ekonomi 5,05 persen.
"Muncul perbedaan, karena selama ini outlook optimistis, tapi realisasinya selalu tidak tercapai. Ini serius karena kita ingin asumsi yang mendekati realisasi, sebab ini menunjukkan kredibilitas pemerintah," sahut dia.
‎Perdebatan ini disaksikan wakil pemerintah, diantaranya Menkeu Sri Mulyani, Wakil Menteri Keuangan Mardiasmo, perwakilan Badan Pusat Statistik (BPS), Sekretaris Jenderal Kementerian PPN/Bappenas Imron Bulkin, dan Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo.
Sri Mulyani yang diberikan kesempatan menanggapi usulan Komisi XI, memberikan jawaban. "Maaf suara saya tidak kencang. Ini tidak ada hubungannya dengan pertumbuhan ekonomi," candanya.
Usulan pertumbuhan ekonomi 2017 sebesar 5,05 persen ‎dianggap Sri Mulyani terlalu hati-hati.
Baca Juga
Ia mengapresiasi DPR untuk mengingatkan bahwa target pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak tercapai selama tiga tahun ini.
"Kalau 5,05 persen relatif terlalu hati-hati, maka saya perkirakan 5,1 persen-5,2 persen‎ relatif menggambarkan kondisi global saat ini," ucap Sri Mulyani.(Fik/Nrm)
Advertisement