World Bank Danai Pencarian Sumber Energi Panas Bumi RI

Nantinya sumber cadangan panas bumi ini akan dilelangkan kepada pihak lain.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 16 Sep 2016, 08:09 WIB
Diterbitkan 16 Sep 2016, 08:09 WIB
Bank Dunia Minta Pemerintah Percepat Penyerapan Anggaran
Proyeksi Bank Dunia untuk tahun depan tidak berubah dari proyeksi IEQ Oktober 2015, proyeksi untuk tahun 2016 pertumbuhan tetap 5,3 persen.

Liputan6.com, Jakarta Bank Dunia (World Bank) memberikan perhatian pada sektor energi panas bumi di Indonesia. Dengan memberikan dana hiba‎h sebagai modal pencarian uap panas bumi, yang menjadi sumber energi Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP).

Direktur Panas Bumi Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Yunus Saefulhak mengatakan, dana hibah tersebut diberikan lewat PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) sebagai biaya melakukan survei pengeboran g‎eologi, geofisika dan geo kimia (3G).

"Bank dunia sekarang sudah investasi lewat SMI, yang dikelola Kementerian Keuangan untuk melakukan 3 G," kata Yunus‎ di Jakarta, Jumat (16/9/2016).

Dia mengungkapkan, jika pengeboran yang didanai Word Bank tersebut berhasil menemukan cadangan uap panas bumi, maka wilayah tersebut akan ditetapkan sebagai lokasi pencarian.

Nantinya sumber cadangan panas bumi ini akan dilelangkan. Selanjutnya pemenang lelang tersebut yang kemudian harus membayar biaya pengganti pengeboran wilayah tersebut. ‎Biaya pengganti ini yang akan kembali digunakan untuk pencarian uap panas bumi di wilayah lain.

"Dia ngebor saja, melakukan kegiatan pengeboran skenarionya. Setelah itu hasilnya jadi cadangan nanti ditender, pemenang tender nanti menggantikan dana ini supaya permintaan World Bank bergulir," jelas Yunus.

Dia menuturkan, saat ini Word Bank telah menggelontorkan sumbangannya sebesar US$ 4,5 juta untuk melakukan pencarian sumber energi panas bumi di Waisano Flores, Nusa Tenggara Timur.

‎"Di daerah Waisano Flores setelah kegiatan 3G tadi akan menambah pembangunan infrastruktur untuk angkut alat bor," tutup Yunus.(Pew/Nrm)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya