Bukan Indonesia, Negara Ini Bakal Cetak Rekor Pertumbuhan Ekonomi Tertinggi Se-Asia

Pertumbuhan Vietnam berada di kisaran yang tak jauh di Filipina, yang diproyeksikan Bank Dunia tumbuh 6,1% tahun ini dan 6,0% pada 2026.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 28 Jan 2025, 14:20 WIB
Diterbitkan 28 Jan 2025, 14:20 WIB
Mengenal Konsep Inflasi dalam Ekonomi
Ilustrasi Konsep Inflasi Credit: pexels.com/pixabay... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Bank Dunia memperkirakan bahwa Vietnam akan menjadi negara dengan catatan pertumbuhan ekonomi tertinggi di tahun 2025-2026.

Mengutip laporan Global Economic Prospects edisi Januari 2025, Selasa (28/1/2025) Bank Dunia meramal pertumbuhan ekonomi Vietnam di kisaran 6,6% di 2025. Namun, angka tersebut diperkirakan menurun ke kisaran 6,3% di 2026. 

Pertumbuhan Vietnam berada di kisaran yang tak jauh di Filipina, yang diproyeksikan Bank Dunia tumbuh 6,1% tahun ini dan 6,0% pada 2026.

Sementara itu, Bank Dunia memproyeksi ekonomi Indonesia tumbuh 5,1% di 2025 dan berlanjut stagnan di angka tersebut hingga 2026.

Bank Dunia juga meramal ekonomi Malaysia bakal tumbuh 3,7% di 2025 dan stagnan di angka yang sama hingga 2026 mendatang.

Adapun Thailand yang diperkirakan tumbuh 2,9% tahun ini dan melambat ke angka 2,7% pada tahun 2026.

Ekonomi China

Perekonomian China juga diramal melambat dari 4,5% tahun 2025 ke 4,0% pada 2026 mendatang.

Secara keseluruhan, Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia Timur dan Pasifik (EAP) akan melambat menjadi 4,6 persen pada tahun 2025 dan 4,1 persen pada tahun 2026, atau turun dari perkiraan 4,9 persen pada tahun 2024.

Perlambatan ini mencerminkan perlambatan lebih lanjut di Tiongkok.

"Risiko terhadap prospek tetap condong ke sisi negatif dan berpusat pada pergeseran kebijakan global yang merugikan, khususnya yang berkaitan dengan kebijakan perdagangan,dan perlambatan yang lebih tajam di China," jelas Bank Dunia dalam laporannya.

Badan tersebut juga mengungkapkan, risiko penurunan lebih lanjut mencakup limpahan dari meningkatnya konflik, terutama di Timur Tengah, dan bencana alam terkait perubahan iklim.

Prospek pertumbuhan AS, inflasi global, dan kebijakan moneter masih tidak pasti. Kondisi ini menghadirkan risiko positif dan negatif bagi kawasan tersebut.

"Risiko terhadap prospek EAP tetap condong ke sisi negatif dan berpusat pada pergeseran kebijakan global yang merugikan, terutama kebijakan perdagangan, dan pertumbuhan yang lebih lemah dari yang diharapkan di China, dengan limpahan ke negara-negara lain di kawasan tersebut," papar Bank Dunia.

 

Bank Dunia Ramal Ekonomi Indonesia Tumbuh 5,1% di 2025 dan 2026

Ilustrasi pertumbuhan Ekonomi
Ilustrasi pertumbuhan Ekonomi... Selengkapnya

Khusus untuk Indonesia, Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan ekonomi masih stabil pada 5% di 2024. Angka ini akan meningkat sedikit menjadi 5,1% pada 2025 dan 2026.

Pendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia adalah reformasi yang mencakup liberalisasi perdagangan, stabilisasi makroekonomi, dan reformasi perusahaan publik membantu mengintegrasikan Indonesia ke dalam ekonomi global.

Inflasi di Indonesia diperkirakan tetap terkendali, dan Bank Indonesia diperkirakan akan melanjutkan kebijakan moneter yang mendukung dengan mempertahankan suku bunga rendah.

Ada sejumlah risiko yang akan mengganggu pertumbuhan ekonomi Indonesia. Paling utama adalah ketidakpastian kebijakan global dan potensi perlambatan ekonomi di negara-negara besar seperti China dan Amerika Serikat (AS).

Ekonomi Terbesar ke-8

Pengertian Resesi
Ilustrasi Grafik Resesi Ekonomi Credit: pexels.com/energepic.com... Selengkapnya

Sebelumnya, Indonesia berhasil meraih posisi yang mengesankan sebagai ekonomi terbesar ke-8 di dunia berdasarkan Produk Domestik Bruto (PDB) yang disesuaikan dengan paritas daya beli (PPP) pada tahun 2024. Data peringkat ekonomi negara tersebut diperoleh dari Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF).

Tercatat, hasilnya China menjadi negara diposisi pertama dengan capaian PBD senilai USD37,07 Triliun atau setara Rp 600 Kuadriliun (1 USD = Rp 16,188.2 ).

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya