Pertamina Geothermal Cocok Jadi Induk Usaha BUMN Panas Bumi

Data menunjukkan rencana dan realisasi investasi PGE tercatat yang terbesar dalam beberapa tahun terakhir.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 22 Agu 2016, 09:46 WIB
Diterbitkan 22 Agu 2016, 09:46 WIB
20160330- Progres Pembangun PLTP Unit 5 & 6 di Tompaso-Sulut-Faizal fanani
Suasana pembangunan PLTP Unit 5 & 6 di Tompaso, Sulut, Rabu (30/3/2016). PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) terus mengembangkan energi baru terbarukan yang berfokus pada Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) dinilai lebih cocok menjadi pemimpin induk perusahaan (holding) Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di sektor panas bumi. Anak perusahaan dari PT Pertamina (Persero) ini cocok menjadi holding BUMN sektor panas bumi karena memiliki aset-aset yang cukup besar di sektor tersebut. 

Direktur Eksekutif Reforminer Institute Komaidi Notonegoro mengatakan, saat ini anak usaha Pertamina tersebut memiliki peran sebagai pemimpin pengembangan panas bumi nasional. "Selama ini PGE tercatat sebagai market leader di pengembangan panas bumi domestik," kata Komaidi, saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, Senin (22/8/2016).

Menurut Komadi, hal tersebut telah terbukti dari proyek pengembangan energi panas bumi yang sedang digarap PGE maupun sudah disulap menjadi listrik melalui Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) yang telah beroperasi. "Beberapa wilayah kerja Panas Bumi yang besar dikelola oleh PGE dan atau kerja sama antara PGE dan pihak lain," ‎ tutur Komaidi.

Selain itu, data yang ada menunjukkan rencana dan realisasi investasi PGE tercatat yang terbesar dalam beberapa tahun terakhir.

Sebelumnya pada 14 Agustus 2016, Pertamina menyambut baik rencana Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) membentuk ‎induk usaha (holding) energi panas bumi, dengan menunjuk anak usahanya Pertamina Energy Geothermal (PGE).

Vice President Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro mengatakan, ‎BUMN membutuhkan sinergi untuk memberi pelayanan maksimal ke masyarakat. Itu sebabnya Pertamina sejalan dengan Kementerian BUMN atas rencana tersebut.

"Kita dalam posisi bersama BUMN sinergi pasti, maksimum untuk masyarakat. Kementerian BUMN sudah memberikan roadmap ke sana. Kita harus satu tujuan," kata Wianda, di Jakarta, Minggu (14/8/2016).

Wianda mengungkapkan, Pertamina memiliki komitmen untuk mengembangkan energi panas bumi mencapai 2.200 Mega Watt sampai 2025, dengan mengerjakan 11 proyek berbeda sampai 2019.

Pertamina bahkan menganggarkan US$ 2,5 miliar dolar untuk pengembangan panas bumi. Pertamina juga mempercepat pengerjaan proyek energi panas bumi.

"Untuk geothermal, kami BUMN komit mengembangkan gothermal sampai 2025. 2200 MW, sekarang 11 proyek berbeda. Kita percepat proyek menjadi 1,5 tahun seperti Ulubelu Lampung," terang Wianda. (Pew/Gdn)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya