Liputan6.com, Bengkulu - Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) berkekuatan 2x100 Megawatt (MW) di Pelabuhan Pulau Baai, Bengkulu, resmi dimulai. Pembangunan ini dibiayai oleh Power Construction Corporation of China.
Chairman Power Construction Corporation of China, Sheng Yu Ming, mengatakan, Indonesia merupakan negara kelima yang didanai oleh Tiongkok untuk sektor energi, khususnya kelistrikan. Empat negara lain adalah Kamboja, Laos, Nepal dan Pakistan. "Melalui energi, kita membuka pasar investasi Tiongkok di Indonesia," ujar Sheng di Bengkulu (25/10/2016).
Advertisement
Baca Juga
PLTU yang menggunakan tiga turbin ini akan mengaliri listrik di Kota Bengkulu, Kabupaten Seluma dan Bengkulu Tengah. Pembangkit ini ramah lingkungan dengan emisi gas buang sebesar 900 metrik kubik setiap jam. Arah sebaran gas buang dan debu diperkirakan mencapai ketinggian 1.000 meter ke udara.
Baku mutu air permukaan yang akan mencapai 55 DBA dan baku mutu lingkungan sebesar maksimal 85 DBA. Sheng menjelaskan bahwa taraf tersebut masih dalam kategori aman bagi lingkungan.
Untuk sebaran gas SO2 akan mengarah ke laut dan masih sangat jauh dari permukiman penduduk di Kelurahan Teluk Sepang Kecamatan Selebar Kota Bengkulu sebagai wilayah pemukiman penduduk terdekat.
Jika terjadi perubahan arah angin di bulan September hingga Juli, diperkirakan tetap tidak menyentuh permukiman penduduk dengan sistem gas buang ke udara yang dirancang.
Gubernur Bengkulu Ridwan Mukti berharap dengan ketersediaan energi listrik melalui PLTU ini diharapkan bisa menjadi jaminan untuk membangun kawasan industri terpadu di Kota Bengkulu. Wilayah ini tercatat sebagai penghasil bahan baku industri untuk jenis minyak kelapa sawit, karet dan kopi.
"Kami membuka diri untuk semua investasi, jika ketersediaan listrik sudah ada, maka sudah tidak susah lagi, selain lahan yang masih luas, kita juga akan permudah untuk sektor perizinan," kata Ridwan Mukti. (Yuliardi/Gdn)