OJK: Tak Ada Alasan Pesimistis pada 2017

Fundamental ekonomi Indonesia cukup kuat di tengah kondisi ketidakpastian global.

oleh Septian Deny diperbarui 18 Nov 2016, 14:50 WIB
Diterbitkan 18 Nov 2016, 14:50 WIB

Liputan6.com, Jakarta - Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2017 dinilai relatif lebih baik dibandingkan tahun ini meski masih akan dihadapkan pada banyak tantangan. Hal ini salah satunya didorong oleh prospek ekonomi global yang diharapkan lebih baik di tahun depan.

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman D Hadad mengatakan, pada tahun ini ekonomi global masih dihadapkan pada banyak masalah. Pertama, kondisi geopolitik Amerika Serikat‎ (AS) serta rencana Bank Sentral AS untuk menaikkan suku bunganya.

Kedua, ketidakpastian pemulihan ekonomi di negara-negara kawasan Eropa serta Inggris keluar dari Uni Eropa atau yang disebut Britain Exit (Brexit). Ketiga, pertumbuhan ekonomi Tiongkok yang relatif stagnan.

‎"Tidak bisa bilang tidak terjadi apa-apa karena kita lihat perkembangan di AS, menunggu keputusan Bank Sentral terkait suku bunga di sana juga jadi perhatian. Sentimen bisa berubah. Sebelumnya ada sentimen dengan apa yang terjadi di Yunani, kemudian Brexit, sekarang Trump. Polanya kita sudah paham, terjadi perubahan sentimen," ujar dia dalam acara Ekonomi Indonesia Menyongsong 2017 di SCTV Tower Senayan, Jakarta, seperti ditulis Jumat (18/11/2016).

‎Di tengah ketidakpastian ekonomi global tersebut, lanjut Muliaman, Indonesia masih punya fundamental ekonomi yang kuat untuk tumbuh. Namun saat ini seluruh dunia, termasuk Indonesia masih menunggu kebijakan Presiden AS yang baru yaitu Donald Trump. Kebijakan yang dikeluarkan dinilai akan berpengaruh baik langsung maupun tidak langsung pada ekonomi global.

‎"Apa yang kita lihat kita akan get normal. Di tengah fundamental kita yang baik apa yang kita saksikan itu sementara dan kita akan kembali normal. Tapi uncertainty yang akan terjadi karena kita tidak tahu kebijakan Trump ini. Kita waspada," kata dia.

Meski demikian, dengan reformasi kebijakan yang telah dilakukan oleh pemerintah sejauh ini, tidak ada alasan untuk tidak optimis melihat ekonomi Indon‎esia yang lebih baik ke depan.

"Ini harus jadi sikap mental terutama bagi para penggiat sektor keuangan. Mereka kelola lembaga keuangan dengan prudent. Kalau dijaga dengan keinginan pemerintah untuk reformasi, tidak ada alasan untuk pesimis," ujar dia.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya