Sertifikat Tanah Buka Akses Layanan Keuangan hingga Rp 23 Triliun

Jumlah juru ukur yang jauh dari kebutuhan membuat sertifikasi berlangsung lama.

oleh Ahmad Romadoni diperbarui 05 Des 2016, 16:05 WIB
Diterbitkan 05 Des 2016, 16:05 WIB
20161024-Jokowi-Rakor-dengan-Perwira-TNI-Polri-Jakarta-FF
Presiden Joko Widodo. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) yakin sertifikasi tanah sangat berdampak positif bagi masyarakat. Dengan adanya sertifikat ini, perputaran uang sangat bisa dinikmati masyarakat dengan jumlah sangat besar.

"Kalau ini jadi sertifikat, efeknya bisa ke mana mana. Seperti sekarang ini untuk financial inclusion dari sertifikat saja bisa Rp 23 triliun. Di sini untuk kredit saja," kata Jokowi di Balikpapan, Kalimantan Timur, Senin (5/12/2016).

Selama ini upaya  pemerintah dalam memenuhi target sertifikasi tanah selalu mengalami kendala. Jumlah juru ukur yang jauh dari kebutuhan membuat sertifikasi berlangsung lama.

"Ya, tadi kalau juru ukur tadi saya tanya ke Pak Menteri, kalau juru ukur siap ya target 5 juta akan ketemu. Biasanya 500 ribu saja tidak ada. Tapi ini 5 juta 10 kali lipat dengan catatan juru ukur sudah ada," ujar dia.

Oleh karena itu, pemerintah terus merekrut juru ukur berdasarkan kompetensi. Bila ini tidak dikerjakan, target besar yang dicanangkan pemerintah tidak akan terpenuhi.

"Tadi sudah ditambah terus. Tambahannya sudah meningkat 10 kali lipat dari biasanya. Tapi masih jauh. Kalau kamu tambah tahun depan 5 juta, tahun depan lagi 7 juta, tahun depannya lagi 9 juta sudah berapa? 21 juta gede banget angka itu. Tapi ngejarnya berpuluh-puluh tahun tidak fokus mengerjakan ini," ujar Jokowi.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya