Pabrik Semen Bosowa di Banyuwangi Mulai Beroperasi

Pabrik penggilingan semen (grinding plant)‎ yang dibangun oleh kelompok usaha Bosowa di Banyuwangi, Jawa Timur sudah beroperasi.

oleh Septian Deny diperbarui 16 Des 2016, 11:03 WIB
Diterbitkan 16 Des 2016, 11:03 WIB

Liputan6.com, Jakarta Pabrik penggilingan semen (grinding plant)‎ yang dibangun oleh kelompok usaha Bosowa di Banyuwangi, Jawa Timur sudah beroperasi. Pendistribusian dan pemenuhan pasokan semen untuk pembangunan infrastruktur di Pulau Jawa serta Bali dan Nusa Tenggara Barat akan berjalan semakin lancar.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto ‎mengatakan, realisasi investasi pabrik ini mencapai Rp 800 miliar. Sementara kapasitas produksi sebesar 1,8 juta ton semen per tahun.

“Kami memberikan apresiasi terhadap upaya yang dilakukan Bosowa Group dalam ekspansi bisnisnya ini melalui pembangunan pabrik penggilingan semen di Banyuwangi sebagai salah satu wujud kontribusi terhadap pengembangan industri semen nasional,” ujar dia dalam keterangan ‎tertulis di Jakarta, Jumat (16/12/2016).

Menurut Airlangga, pertumbuhan konsumsi semen saat ini mulai bergeser ke luar Pulau Jawa dan di Wilayah Timur Indonesia. “Langkah ini sejalan dengan program pemerintah untuk peningkatan dan percepatan pembangunan infrastruktur serta pemerataan dan penyebaran industri di seluruh wilayah Indonesia,” lanjut dia.

Pabrik semen Banyuwangi ini merupakan proyek industri infrastruktur dasar ketiga yang dibangun oleh Bosowa Corporindo, setelah Semen Bosowa Maros, Sulawesi Selatan (tahun 2000) dan Semen Bosowa Batam, Kepulauan Riau (2014).

Hingga November 2016, Bosowa telah menanamkan investasi sebesar Rp 1 triliun untuk proyek-proyeknya, di tengah masa resesi ekonomi dunia. Selanjutnya, kapasitas terpasang produksi dari tiga unit pabrik semen Bosowa tersebut akan mencapai 7,2 juta ton per tahun.

Selain itu, Bosowa juga mengoperasikan terminal LPG di Banyuwangi. Keberadaan terminal LPG ini diharapkan akan membantu pemenuhan kebutuhan LPG di wilayah Jawa Timur, Bali dan sekitarnya.

Terminal LPG dengan kapasitas mencapai 10 ribu metrik ton (MT) tersebut menelan investasi sebesar Rp 787 miliar. Terminal ini akan memperkuat jalur distribusi LPG dari Pertamina untuk Wilayah Timur Indonesia.

“Upaya itu menunjang program pemerintah untuk mengkonversi penggunaan minyak tanah menjadi gas yang dimulai pada tahun 2007. Selain sebagai bahan bakar untuk keperluan rumah tangga, LPG juga dapat menjadi bahan bakar atau bahan baku industri sehingga potensi penggunaan LPG di masa yang akan datang cukup besar,” ungkap Airlangga.

Chairman Bosowa Group Erwin Aksa mengatakan, peresmian proyek yang sudah diuji coba sejak 2015 ini mengukuhkan ekspansi perusahaan di sektor pertambangan dan energi. Menurutnya, di atas lahan terminal seluas 9 hektar ini akan berdiri sejumlah fasilitas dermaga berkapasitas 6.500 dead weight ton, empat tangki LPG yang masing-masing berkapasitas 2.500 MT, enam unit filling sheds, ruang kontrol, dan fasilitas lainnya.

"Kami telah ada di Jawa Timur sejak 1998 melalui usaha Bosowa Taksi. Sejak tahun 2003 kami mulai mendistribusikan produk Bosowa Semen. Jadi, dari enam grup usaha Bosowa, empat grup telah beroperasi di Jawa Timur, khususnya di Banyuwangi. Kami juga memiliki bisnis jasa keuangan Bank Bukopin dan Bosowa Asuransi,” tandas Erwin.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya