Liputan6.com, Jakarta Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyatakan penyederhanaan nominal mata uang rupiah atau redenominasi dilakukan supaya rupiah mencerminkan fundamental ekonomi Indonesia. Namun, untuk implementasinya butuh waktu paling lama delapan tahun masa transisi.
"Mata uang itu merefleksikan kekuatan dari ekonomi. Kalau dilihat kemampuan ekonomi Indonesia, confident terhadap ekonomi Indonesia kalau pondasinya terus dijaga dengan baik," ungkap Sri Mulyani usai acara Prospek Ekonomi Indonesia 2017 di Balai Kartini, Jakarta, Senin (19/12/2016).
Menurut dia, di dunia ini mata uang dengan jumlah nol cukup banyak dan bukan hanya Indonesia. Contoh lainnya adalah Turki yang pernah mengalami inflasi sangat tinggi.
Advertisement
Baca Juga
"Di Indonesia pernah mencetak inflasi tinggi akibat krisis 1997-1998 dan terus berlanjut. Ini kenapa kita punya nol banyak," ujar Sri Mulyani.
Oleh karena itu, kata dia, redenominasi sangat penting untuk lebih memperkuat keyakinan terhadap mata uang rupiah.
"Redenominasi supaya memperdalam keyakinan currency Indonesia. Tapi redenominasi tidak mempengaruhi apa pun karena secara nominal kalaupun dilakukan transisi bisa tujuh-delapan tahun," ucap Sri Mulyani.