Liputan6.com, Jakarta Perekonomian Indonesia terus menunjukan perbaikan. Beberapa indikator yang membaik diharapkan menopang perekonomian nasional pada tahun depan.
Chief Economist PT Bank CIMB Niaga Tbk Adrian Panggabean menerangkan, beberapa indikator tersebut antara lain ialah meningkatnya penjualan semen, mobil, dan pertumbuhan konsumsi.
"Dari sudut pandang domestik banyak hal yang memperlihatkan dinamika ekonomi Indonesia secara perlahan meningkat. Kalau kita lihat misalnya penjualan semen, mobil, motor, laju pertumbuhannya konsumsi perlahan naik," kata dia dalam acara bertajuk Tantangan Pasar Finansial 2017 di Graha CIMB Niaga Jakarta, Kamis (22/12/2016).
Baca Juga
Kemudian, dia menuturkan harga komoditas yang membaik akan menopang perekonomian nasional.
"Kedua harga komoditas bergerak naik, menguntungkan kita karena sektor primer dari PDB banyak dipengaruhi komoditas," ujar dia.
Lalu, perekonomian nasional juga ditopang pertumbuhan kredit yang membaik. "Yang menarik loan naik terus, pada September, Oktober, mulai bergerak naik," ujar dia.
Namun, dia menuturkan sentimen eksternal masih menjadi ancaman ekonomi nasional. Terlebih, sejak Donald Trump terpilih jadi presiden Amerika Serikat (AS).
"Bahwa tahun 2017 sama dengan 2016 tantangan terbesar dari eksternal karena masalah global belum selesai, masuknya presiden AS situasi global, ketidakpastiannya bertambah, karena banyak tidak tahu Bapak Trump ini mau kemana," tandas dia.
Advertisement
Adapun pemerintah menargetkan perekonomian nasional tumbuh sebesar 5,1 persen dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2017. Target ini mengacu pada dorongan dari pertumbuhan konsumsi rumah tangga dan pemerintah, serta investasi infrastruktur yang memberi multiplier effect.
Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) sebelumnya menilai ekonomi Indonesia bisa tumbuh hingga 6 persen. Namun membutuhkan dana yang besar untuk menggerakkan roda ekonomi di dalam negeri.
Dia menjelaskan, saat ini pertumbuhan ekonomi 5 persen menjadi yang paling realistis. Namun bisa saja ekonomi Indonesia didorong tumbuh hingga 6 persen jika ada aliran dana yang masuk, salah satunya melalui opsi utang.
"Kalau kita fokus masalah ekonomi, kita tidak optimis benar, tapi jangan pesimis benar. Target pertumbuhan 5 persen angka yang sangat realistis. Kita bisa menulisnya 6 persen, tapi kita harus tambah utang, artinya membayar utangnya juga berat," ujar dia.