Presiden Jokowi Ingin Tiru AS untuk Wujudkan Kemandirian Energi

Presiden Jokowi ingin Indonesia perlu riset besar-besaran mengenai peta jalan pengembangan energi terbarukan.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 05 Jan 2017, 15:27 WIB
Diterbitkan 05 Jan 2017, 15:27 WIB

Liputan6.com, Jakarta - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mengadakan sidang paripurna Dewan Energi Nasional di Istana Kepresidenan pada Kamis siang ini.

Dalam sidang ini, setidaknya ada tiga topik yang dibahas, yaitu Rencana Umum Energi Nasional (RUEN), strategi pencapaian target energi baru terbarukan (EBT) dan proyek 35 ribu Mega Watt (MW).

Dari berbagai pembicaraan yang dilakukan siang ini, Jokowi mengaku memiliki cita-cita yaitu Indonesia bisa mandiri dalam pemenuhan kebutuhan energi, baik itu listrik atau bahan bakar minyak (BBM).

"‎BBM yang ada sekarang saya kira kita tahu semuanya 50 persen produksi dari dalam dan 50 persen kurang lebih kita masih tergantung impor. Saya kira ke depan sangat berbahaya sekali apabila kondisi ini masih kita pakai terus menerus," kata Jokowi di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (5/1/2017).

Untuk itu, dirinya menekankan untuk penggunaan‎ EBT lebih ditingkatkan setiap tahunnya. Beberapa potensi yang menjadi kekuatan Indonesia untuk bisa menggantikan bahan bakar berbasis fosil tersebut adalah CPO dan batu bara.

Hanya saja untuk menjadi dasar‎ pengembangan EBT, Jokowi mengaku perlu ada riset besar-besaran mengenai roadmap atau peta jalan pengembangan energi baru terbarukan ke depannya. Dengan begitu energi di Indonesia tidak di pasok dari energi fosil.

Semakin banyaknya riset, diharapkan akan ada beberapa penemuan atau cara baru dalam mempercepat kemandirian energi nasional tersebut.

"‎Saya kira seperti penemuan shale gas di Amerika Serikat, saya kira terobosan seperti itu yang kita inginkan. Misalnya, CPO dengan produksi, dengan hutan kelapa sawit kita yang mencapai 13-14 juta hektar, saya kira ini memberikan sebuah peluang kepada kita bahwa kita tidak ada ketergantungan dengan negara yang lain," papar Jokowi. (Yas)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya