Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) mengandalkan bisnis hulu minyak dan gas bumi (migas) untuk mengejar target pendapatan pada 2017. Hal tersebut seiring dengan perkiraan kenaikan harga minyak dunia.
Direktur Utama PT Pertamina Dwi Soetjipto mengatakan, pendapatan Pertamina ditargetkan naik 5 sampai 10 persen dari‎ tahun lalu. Namun, hal tersebut tentu tidak mudah, karena ada tekanan kenaikan harga minyak dunia, sementara harga jual BBM jenis Premium dan solar subsidi tidak naik pada periode Januari- April.
"Revenue naik karena harga minyak dunia naik. Akan tetapi dengan adanya tekanan di harga jual BBM mungkin net profit naik 5-10 persen," kata Dwi, seperti yang dikutip di Jakarta, Senin (9/1/2017).
Baca Juga
Dwi mengungkapkan, Pertamina akan mengandalkan bisnis hulu untuk mencapai target itu. Hal ini memanfaatkan kondisi kenaikan harga minyak dunia.
"Tapi kita menghadapi tekanan harga minyak dunia naik, untuk menaikkan 5 -10 persen bukan hal yang mudah. Kita tingkatkan upstream‎," tutur Dwi.
Dwi menuturkan, Pemerintah sudah memberikan dukungan ke Pertamina untuk meningkatkan pendapatan dari sisi hulu yaitu memberikan beberapa blok migas ke Pertamina.
"Pemerintah sudah memberikan upaya peningkatan itu, seperti Mahakam tapi dampak tidak 2017 juga ONWJ, kita lihat lagi SangaSanga dan lain-lain. Kalau treatment yang sama seperti Mahakam upstream naik. Kita cross subsidi," papar Dwi.
Advertisement