BI Waspadai Kebijakan Donald Trump di Bidang Ekonomi

BI ragu Donald Trump akan mengambil kebijakan fiskal yang agresif untuk mendorong perekonomiannya.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 19 Jan 2017, 17:30 WIB
Diterbitkan 19 Jan 2017, 17:30 WIB

Liputan6.com, Jakarta Bank Indonesia (BI) tengah menunggu kebijakan yang akan ditempuh Presiden Amerika Serikat (AS) terpilih Donald Trump. Pelantikan Trump rencananya akan berlangsungn Jumat besok (20/1/2017) dan memberikan berpidato pertamanya sebagai Presiden AS.

Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Juda Agung mengatakan, bank sentral mewaspadai kebijakan AS terutama dari sisi fiskal serta perdagangan.

Meski demikian, BI ragu Trump akan mengambil kebijakan fiskal yang agresif untuk mendorong perekonomiannya.

Ada beberapa alasan BI meragukan kebijakan Trump yang agresif. Pasalnya, kondisi AS saat ini kurang mendukung.

"Karena defisit sekitar 4,4 persen. Utang government sudah 106 persen dari PDB, cukup besar. Ruang manuver fiskal tidak seagresif yang disampaikan kampanye Trump. Mungkin ada adjustment fiskal policy Trump," kata dia di Gedung BI Jakarta, Kamis (19/1/2017).

Kebijakan lain yang diwaspadai BI ialah kebijakan perdagangan AS. Pasalnya, kebijakan perdagangan AS berimbas pada nilai tukar mata uang.

"Yang saya tahu Presiden AS mempunyai kewenangan untuk melakukan unilateral trade policy kepada negara dianggap tidak bisa melakukan ataupun melakukan kebijakan perdagangan yang tidak menguntungkan AS. Ini perlu diwaspdai," jelas dia.

Dia mengatakan, Indonesia sendiri sebenarnya tidak rentan atas kebijakan yang bakal ditempuh AS. Berbeda dengan Vietnam dan Malaysia. "Ini yang kita tunggu pidato Trump besok," pungkas dia.(Amd/Nrm)

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya