Usai Pelantikan Donald Trump, AS Umumkan Keluar dari TPP

Dalam rilis yang diterbitkan situs Gedung Putih, pemerintah AS akan menarik diri dari perjanjian kerja sama perdagangan TPP.

oleh Vina A Muliana diperbarui 21 Jan 2017, 17:00 WIB
Diterbitkan 21 Jan 2017, 17:00 WIB
20160205-Trans-Pacific-Partnership-(TPP)-Chili-Reuters
Demonstran berunjuk rasa terhadap kesepakatan perdagangan TPP, Santiago, Chili, (4/2). TPP adalah rencana perjanjian dagang yang dirundingkan oleh Australia, Brunei, Chili, Kanada, Jepang, Malaysia, Amerika Serikat dll. (REUTERS/Ivan Alvarado)

Liputan6.com, Jakarta Pelantikan Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat menjadi momen penting bagi sejarah negara adidaya tersebut. Berkuasanya Donald Trump sebagai Presiden AS kini tidak hanya menarik perhatian masyarakat Amerika Serikat, namun juga para pelaku pasar dan ekonom dunia yang menanti strategi kebijakan ekonomi yang akan dikeluarkan pemerintahan Trump.

Dalam rilis yang diterbitkan situs Gedung Putih setelah pelantikan Trump, menyebutkan bahwa pemerintah Amerika Serikat telah menyiapkan berbagai strategi untuk mendorong perekonomian dan menciptakan lapangan pekerjaan bagi warga AS.

Salah satu langkah yang akan diambil adalah menarik diri dari perjanjian kerja sama perdagangan Trans Pacific Partnership (TPP).

Melansir Reuters, Sabtu (21/1/2017), pemerintah AS di bawah kepemimpinan Trump akan mengambil langkah tegas bagi negara yang melanggar kerja sama perdagangan dan merugikan tenaga kerja AS.

Trump juga akan kembali menegosiasikan kesepakatan perdagangan dengan North American Free Trade Agreement (NAFTA).

"Strategi dimulai dengan penarikan diri dari TPP dan memastikan setiap perjanjian baru di bidang perdagangan harus terkait dengan kepentingan para pekerja Amerika Serikat," sebut pernyataan itu.

Rilis tersebut juga menjelaskan, kesepakatan perdagangan yang dilakukan Amerika Serikat kini harus benar-benar mementingkan Warga AS.

Pemerintah AS juga tidak segan menarik diri dari kesepakatan NAFTA apabila hal ini tidak memberikan keuntungan bagi pekerja Amerika.

"Telah sekian lama masyarakat Amerika Serikat dipaksa untuk menerima kesepakatan perdagangan yang hanya memuat kepentingan orang-orang kalangan atas Washington," sebut pernyataan dari Gedung Putih tersebut.

Sebelum dilantik, Donald Trump memang telah mengutarakan niatnya untuk keluar dan menghentikan kesepakatan Kerja Sama TPP saat ia telah menjabat sebagai presiden. Hal ini diumumkannya melalui pesan video yang diunggahnya.

Selain menarik diri dari TPP, Trump juga berjanji membatalkan pembatasan produksi energi AS. Kemudian ia juga hendak memotong sejumlah aturan tentang bisnis di negara itu.

Sebagai informasi, TPP atau Trans Pacific Partnership merupakan sebuah blok perdagangan bebas yang diinisiasikan oleh Presiden Barack Obama. Kesepakatan yang diteken 5 Oktober lalu ini beranggotakan 12 negara yaitu Amerika Serikat, Kanada, Australia, Jepang, Selandia Baru, Meksiko, Cile, Peru, Malaysia, Singapura, Brunei dan Vietnam. (Vna/Nrm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya