Begini Cara Pertamina Dongkrak Operasi Kilang Minyak

Pertamina menyatakan ada lima langkah untuk perbaiki kinerja kilang termasuk keamanan, keselamatan, lingkungan.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 24 Jan 2017, 17:05 WIB
Diterbitkan 24 Jan 2017, 17:05 WIB
20160114-Melihat Pusat Minyak Mentah Pertamax di Indramayu
Tabung - tabung kilang VI Balongan di Indramayu, Jawa Barat, (14/1). RU VI Balongan merupakan tumpuan produksi BBM jenis Pertamax Series milik PT. Pertamina (Persero). (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) mencanangkan lima langkah prioritas untuk memperbaiki kinerja operasional kilang perusahaan yang diharapkan meningkatkan ketahanan pasokan dan penurunan impor BBM.

Direktur Pengolahan Pertamina Toharso mengungkapkan lima langkah perbaikan tersebut mencakup lima aspek, yaitu Health, Safety, Security, and Environment (HSSE). "Keandalan, efisiensi, optimasi dan perbaikan organisasi dan Pengembangan SDM. Kelima aspek tersebut sangat penting untuk meningkatkan ketahanan pasokan BBM," ujar dia.

Dari aspek HSSE, Ia menuturkan, fokus utama adalah tidak ada kejadian kecelakaan kerja yang dapat menimbulkan fatality. Selain fatality, Ia mengatakan, Pertamina akan seaktif mungkin untuk mencegah terjadinya pencemaran akibat operasi kilang.

Ada pun keandalan kilang difokuskan pada upaya mencapai zero unplanned shutdown. Dia mencontohkan salah satu upaya untuk mencapainya, dilakukan dengan cara konsisten dan disiplin pada jadwal pemeliharaan kilang baik yang bersifat parsial maupun menyeluruh.

"Kami juga akan meningkatkan efektivitas inspeksi sehingga dapat diketahui secara lebih dini sebelum alat rusak. Pada prinsipnya apabila kita bisa tekan angka kehilangan waktu operasi, kinerja kilang semakin baik dan produksi bisa sesuai target dan pada akhirnya pasokan BBM nasional semakin andal," tutur Toharso Selasa (24/1/2017).

Aspek ketiga adalah efisiensi melalui beberapa langkah, dengan fokus utamanya mengurangi working losses hingga 50 persen di bawah realisasi 2016. Selain mengurangi losses, Toharso juga akan melakukan pengadaan bahan maupun peralatan kilang secara terpusat sehingga dapat menurunkan biaya.

Aspek keempat optimasi yang fokus pada upaya peningkatan yield valuable product menjadi 79 persen dari saat ini sekitar 74 persen. Selain itu, Pertamina juga menargetkan penurunan biaya operasi hingga menjadi hanya US$3 per barel.

"Contoh seperti di Kasim operasinya biasanya hanya sekitar 120 hari dalam setahun. Kami ingin tingkatkan. Apabila masalahnya ketiadaan crude, kami akan bangun infrastruktur yang memungkinkan crude bisa masuk memenuhi kebutuhan feedstock RU VII Kasim di Sorong," ungkap dia.

Aspek terakhir adalah organisasi dan pengembangan SDM. Perubahan organisasi pada Oktober 2016 melalui pembentukan Direktorat Pengolahan yang melahirkan kebutuhan formasi sumber daya manusia.

"Oleh karena itu kami akan kembali membuka peluang kerja baru untuk mengisi posisi-posisi engineer yang akan ditinggalkan oleh pekerja yang memasuki usia pensiun," tutur Toharso.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya