Pertumbuhan Konsumsi Listrik Jawa Bali Diperkirakan Turun

Pada awalnya pertumbuhan konsumsi listrik diperkirakan 8,6 persen sepanjang 10 tahun.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 25 Jan 2017, 17:31 WIB
Diterbitkan 25 Jan 2017, 17:31 WIB

Liputan6.com, Jakarta PT PLN (Persero) memperkirakan pertumbuhan konsumsi listrik ‎di wilayah Jawa Bali turun dalam 10 tahun ke depan. Hal ini karena melambatnya perekonomian nasional.

Direktur Perencanaan PT PLN Nicke Widyawati mengatakan, dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2017 - 2026‎, PLN merevisi pertumbuhan konsumsi listrik selama 10 tahun ke depan. Ini karena adanya perubahan asumsi pertumbuhan ekonomi.

"Kami menyampaikan pokok revisi RUPTL baru 2017-2026 beberapa dasar dalam revisi ini karena adanya perubahan asumsi pertumbuhan ekonomi yang digunakan," kata Nicke, di Jakarta, Rabu (25/1/2017).

Nicke mengungkapkan, awalnya pertumbuhan konsumsi listrik diperkirakan 8,6 persen sepanjang 10 tahun. Namun, karena adanya perlambatan ekonomi yang berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi, konsumsi listrik menurun menjadi 8,3 persen.

 "Di RUPTL sebelumnya sebesar 8,6 persen selama sepuluh tahun. Terjadi penurunan menjadi 8,3 persen,"paparnya.

‎Menurut Nicke, penurunan konsumsi tersebut hanya terjadi di Jawa dan Bali. Sedangkan untuk di luar Jawa Bali, justru meningkat 0,1 sampai 0,2 persen, karena penambahan penyambungan listrik baru khususnya pada rumah tangga yang belum mendapatkan listrik.

"Namun demikian penurunan hanya terjadi di Jawa Bali. Namun di luar Jawa Bali malah meningkat 0,1-0,2 persen. Jadi pemerataan lebih kita tingkatkan," tutup Nicke. (Pew/Nrm)

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya