Liputan6.com, New York - Harga emas terus merangkak naik karena gaya kepemimpinan dari Presiden AS Donald Trump menimbulkan ketidakpastian. Volatilitas di pasar saham dan juga pelemahan dolar AS akan mendorong kenaikan harga emas.
Mengutip Reuters, Rabu (1/2/2017), harga emas di pasar spot naik 1,6 persen menjadi US$ 1,214.19 per ounce di New York Mercantile Exchange.
Analis dari IVA Worldwide Fund, Charles de Vaulx, menjelaskan bahwa volatilitas pasar saham sangat tinggi. Banyak ketidakjelasan yang membuat pasar saham naik atau turun dengan cepat.
Advertisement
Baca Juga
"Dengan ketidakpastian dari kebijakan Trumps dan juga tanya tanya besar apakah ia bisa bekerja sama dengan Kongres membuat volatilitas saham tinggi," jelas dia.
Charles de Vaulx menjelaskan, dalam jangka pendek, berbagai macam kebijakan yang telah dikeluarkan oleh Trump akan mendorong pelemahan nilai tukar dolar AS.
Dengan pelemahan tersebut memberikan kekuatan bagi emas untuk naik. Harga emas akan diperdagangkan lebih tinggi karena pelaku pasar mencari instrumen yang memiliki imbal hasil yang cukup stabil.
Sebenarnya, dalam pemerintahan Trump yang masih singkat ini, emas merupakan aset atau insturmen investasi dengan kinerja paling buruk.
Sesaat setelah Trump dinyatakan menang, dolar AS dan pasar saham menguat sehingga mendorong harga emas jatuh. Selain itu, kenaikan suku bunga yang dilakukan oleh Bank Sentral AS di akhir Desember kemarin semakin menekan harga emas.