Ini Kriteria Pimpinan Pertamina yang Baru

Dalam waktu sebulan ini, pemerintah harus segera menunjuk Dirut definitif sebagai pucuk pimpinan PT Pertamina.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 06 Feb 2017, 06:31 WIB
Diterbitkan 06 Feb 2017, 06:31 WIB
Ilustrasi Perusahaan Minyak dan Gas Pertamina (2)
Ilustrasi Perusahaan Minyak dan Gas Pertamina

Liputan6.com, Jakarta Kepemimpinan PT Pertamina (Persero) saat ini dipegang Pelaksana Tugas Direktur Utama (Plt Dirut) Yenny Andayani selama 30 hari ke depan. Ini terjadi usai Dwi Soetjipto dan Ahmad Bambang dicopot sebagai Direktur Utama (Dirut) dan Wakil Direktur Utama (Wadirut) PT Pertamina.

Dalam waktu sebulan ini, pemerintah harus segera menunjuk Dirut definitif sebagai pucuk pimpinan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Migas itu.

Ketua Tim Ahli Wakil Presiden (Wapres) Sofjan Wanandi mengaku, Plt Dirut Pertamina hanya akan menjabat selama satu bulan. Kemudian, pemerintah akan mencari dan memutuskan Dirut tetap untuk perusahaan yang masuk dalam Majalah Fortune 500 itu.

"Ibu Menteri (BUMN) diharapkan mencari Dirut Pertamina yang terbaik. Yang mengerti masalah perminyakan, kalau Pak Dwi kan ngertinya semen," ujar dia saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, Senin (6/2/2017).

Senada, Wakil Ketua Komisi VII DPR, Satya Widya Yudha mengharapkan, pemerintah dapat memilih Dirut yang mumpuni, profesional, dan ahli di bidangnya, termasuk kemampuan manajemen perusahaan.

"Cari yang mumpuni, punya latar belakang yang cukup di bidang manajemen dan migas. Kalau ada calon dari dalam akan lebih efektif, sehingga tidak perlu lagi ada transisi atau penyesuaian," kata dia.

Dia menilai, pemerintah dapat mempertimbangkan mengangkat Dirut dari direksi Pertamina yang sudah mengerti Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP), serta strategi perusahaan dalam jangka pendek dan panjang.

"Kita tidak ingin Dirut baru nanti harus transisi lagi. Di Pemerintahan Jokowi ini sudah separuh jalan, jangan lagi ada kata transisi di kepemimpinan Pertamina, harus orang yang siap betul
mengemudikan industri ini," tegas Satya.

Dia pun meminta pemerintah tak menjadikan Pertamina sebuah industri trial and error atau uji
coba. "Kasihan lah industrinya," tambah dia.

Dirinya berharap, Pertamina mampu meningkatkan kinerjanya mengingat akan menjadi holding (induk usaha) BUMN Migas. Dengan demikian, pola pengambilan keputusan harus bisa lebih baik ke depannya.

"Kita bicara holding, tapi pola pengambilan keputusan di korporasi sebesar Pertamina masih begitu. Kita harapkan Pertamina jadi perusahaan besar dan menjadi holding untuk BUMN di sektor Migas,"
tandas dia. (Fik/Nrm)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya