Liputan6.com, Jakarta - Presiden Jokowi Widodo (Jokowi) akan menerima kunjungan kenegaraan Raja Arab Saudi Sri Baginda Raja Salman bin Abdulaziz Al Saud pada 1-9 Maret. Hal tersebut akan menjadi momen bersejarah karena kunjungan Raja Arab Saudi  Salman bin Abdulaziz Al Saud ke Indonesia terakhir kali dilakukan pada era 1970-an lalu.
Menteri Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengatakan,‎ dalam kesempatan tersebut, Indonesia dan Arab Saudi akan membicarakan sejumlah permasalahan, salah satunya soal tindak lanjut kerja sama Pertamina dengan Saudi Aramco.
Kedua perusahaan tersebut sebelumnya telah menandatangani Joint Venture Development Agreement (JVDA) sebagai tonggak awal bagi kedua belah pihak dalam pengembangan dan pengoperasian Refinery Unit IV Cilacap, Jawa Tengah.
Advertisement
"Di bidang investasi, Aramco dengan Pertamina untuk upgrading kilang minyak di Cilacap yang nilainya US$ 6 miliar," ujar dia di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (21/2/2017).
Baca Juga
Selain itu, ada sejumlah kerja sama investasi yang akan dibahas dalam pertemuan ini. Namun hal tersebut masih menunggu tahap finalisasi.
"Yang tahap finalisasi ada beberapa. Nanti kita akan sampaikan kalau sudah final," kata dia.
Sementara itu, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong menyatakan, kunjungan Raja Arab Saudi ini akan dimanfaatkan untuk menarik lebih banyak investasi dari negara Timur Tengah tersebut ke Indonesia. Hal ini juga merupakan kelanjutan diskusi bilateral antara Presiden Jokowi dengan Pengeran Muhammad bin Salman pada pertemuan G20 di Tiongkok beberapa waktu lalu.
"Harapan presiden, bahwa kita bisa menarik investasi dari Saudi dalam jumlah besar karena apa? Sinergitas tentunya ada. Ini juga tindak lanjut bilateral Pak Presiden dengan pangeran, Crown Prince Muhammad bin Salman di G20, Ghuanzou tahun lalu," kata dia.
Dalam‎ pembicaraan di G20 tersebut, lanjut Lembong, ada tiga hal yang menjadi konsern utama Indonesia dengan Arab Saudi, yaitu pertama, kerjasama antara Pertamina dengan Saudi Aramco yang cukup banyak kemajuan dalam hal pengembangan kilang minyak.
Kedua, terkait kerja sama di sektor pariwisata. Ketiga, kerja sama dalam hal perumahan dengan biaya yang terjangkau.
"Jadi, ada beberapa dialog yang akan berjalan untuk menindaklanjuti lebih mendetail di kerja sama pariwisata dan perumahan dengan ongkos terjangkau. Seperti dikatakan Pak Wakil Menteri Luar Negeri, Raja Salman membawa rombongan 10 menteri. Jadi, kami akan sangat serius dalam bilateral-bilateral, menteri dengan menteri secara sektoral," tutur dia.