Produk Perikanan RI Rambah Pasar Arab Saudi

KJRI dan ITPC Jeddah mempertemukan Delegasi Dagang Indonesia dengan perusahaan Arab Saudi untuk melakukan kontak dagang.

oleh Septian Deny diperbarui 10 Mar 2017, 10:15 WIB
Diterbitkan 10 Mar 2017, 10:15 WIB
2016324-Pelelangan-Ikan-Muara-Angke-Jakarta-FF
Pembeli melihat ikan di di pelelangan ikan Muara Angke, Jakarta, Kamis (24/3). KKP Targetkan Pemanfaatan Hasil Laut Capai Rp1.000 Triliun. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta Konsulat Jenderal RI (KJRI) dan Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Jeddah, Arab Saudi, memproyeksikan produk ikan olahan Indonesia bakal meramaikan pasar Arab Saudi. KJRI dan ITPC Jeddah mempertemukan Delegasi Dagang Indonesia dengan perusahaan Arab Saudi untuk melakukan kontak dagang dengan komoditas utama produk ikan olahan.

Kepala ITPC Jeddah Gunawan optimistis kontak dagang itu akan berbuah manis. Delegasi Dagang Indonesia terdiri dari tim manajemen PT Kelola Mina Laut (KML) Food serta Kelompok Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

Sementara itu, perusahaan Arab Saudi yang hadir adalah BADIR Global Business Development Co yang merupakan anggota dari Naghi Group.

“PT KML Food merupakan perusahaan Indoensia dengan produk ikan yang telah sukses menembus pasar ekspor tradisional dan berpenetrasi ke pasar nontradisional. Dengan kontak dagang ini diharapkan pangsa pasar produk ikan olahan Indonesia dapat semakin besar di Arab Saudi,” ujar dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (10/3/2017).

Gunawan mengungkapkan, PT KML Food beserta anak usahanya merupakan perusahaan Indonesia dengan kemampuan menghasilkan produk ikan dengan kapasitas lebih dari 135 ribu ton dan mempunyai 48 pabrik pengolahan.

Perusahaan ini telah menembus pasar ekspor ke Amerika Serikat, Kanada, Eropa, Jepang, Tiongkok, dan Australia. Selain itu, mereka juga telah melakukan penetrasi pasar ke pasar nontradisional, seperti Rusia, Asia Selatan, Afrika, dan Timur Tengah, termasuk Arab Saudi.

Dalam sistem produksi, KML Food telah menerapkan standar internasional yang dibuktikan dengan telah mendapatkan enam jenis sertifikasi, yaitu Hazard Analysis Critical Control Point (HCCP) Certificated, International Organization For Standardization (ISO Standard), British Retail Consortium (BRC), Best Agriculture Practice (BAP), Custom Trade Partnership Against Terrorism (CTPAT), dan Halal Certificated.

Adapun, Naghi Group merupakan perusahaan besar dan terkemuka di Timur Tengah yang bergerak di bidang otomotif, transportasi, dan industri perikanan dan makanan.

Forbes merilis Naghi Group di urutan ke-13 dari 50 kelompok bisnis paling berpengaruh di Arab Saudi. Sementara, Arabian Business pada 2010 mencatat perkiraan kekayaan keluarga Naghi mencapai US$ 5 miliar atau menempati urutan ke-17 dari 50 keluarga terkaya di Arab Saudi.

Sementara itu, hasil analisis dan kajian yang dilakukan Tim Ekonomi dan Perdagangan (ITPC dan KJRI Jeddah) juga menunjukkan bahwa KML Food sudah hampir memenuhi persyaratan yang harus dipenuhi perusahaan Indonesia untuk masuk pasar Arab Saudi.

‎Ada empat persyaratan yang harus dipenuhi, yaitu harga yang kompetitif, mempunyai keamanan pasokan (secure of supply), memenuhi persyaratan standar pelabelan dan pengujian yang dipersyaratkan Saudi Accreditation and Standardization (SASO), persyaratan komposisi produk dari Saudi Food and Drug Authority (SFDA), serta persyaratan produk halal.

“Produk KML Food sudah memenuhi tiga persyaratan standar yang ditetapkan, yaitu persyaratan SASO, SFDA, dan persyaratan produk halal. KML Food harus mampu melakukan negosiasi harga sehingga produk-produk Indonesia ini mampu bersaing di pasar Arab Saudi,” jelas Gunawan.

Konsul Jenderal RI Jeddah M Hery Saripudin juga menyatakan optimistis produk ikan olahan Indonesia sukses di pasar Arab Saudi. "Kami, KJRI dan ITPC Jeddah, sudah mempertemukan para pengusaha Indonesia dengan pengusaha Arab Saudi untuk menjalin kontak dagang. Kualitas produk olahan ikan Indonesia sangat kompetitif. Diharapkan, pertemuan ini dapat menstimulasi terjadinya transaksi bisnis di Arab Saudi,” tutur dia.

Potensi ekspor perikanan Indonesia dapat dilihat dari data Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) yang mencatat produksi ikan tangkap Indonesia pada akhir 2015 mencapai 6 juta ton. Pada akhir 2016 diperkirakan mencapai 7 juta ton atau tumbuh 16,7 persen. "Dengan demikian potensi ekspor ikan tangkap Indonesia cukup besar," ungkap Hery.

Selain itu, data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan pada Oktober 2016 komoditas makanan dan minuman Indonesia yang masuk pasar Arab Saudi tumbuh positif sebesar 6,2 persen. Komoditas perikanan dan produk ikan juga tumbuh positif sebesar 2,88 persen dan secara year on year tumbuh positif 195,35 persen.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya