Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah mentargetkan pelayanan pembayaran di gerbang tol semuanya akan menggunakan uang elektronik (e-money) pada tahun ini. Upaya ini dinilai oleh PT Bank Mandiri Tbk, selaku penerbit e-money bukan suatu hal yang mustahil. Hanya saja, Bank Mandiri mengusulkan ada beberapa hal yang harus dilakukan pemerintah.
"Kalau mau di buka seluruh bank, dan di dorong semua e-money, ada dua hal yang harus dilakukan, satu, dikasih insentif, dua, dipaksa," kata SVP Digital Banking and Financial Inclusion Bank Mandiri Rahmat Broto Triaji saat berbincang dengan Liputan6.com, Rabu (22/3/2017).
Soal insentif, pemerintah harus memberikan diskon bagi masyarakat yang menggunakan e-money dalam pembayaran di gerbang tol. Upaya ini akan menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat untuk beralih menggunakan e-money.
Advertisement
Kedua, dalam hal dipaksa, menurut Rahmat, seperti yang dilakukan di gerbang tol Semanggi 1 untuk ruas tol Dalam Kota. Dengan begitu bagi yang tidak memiliki e-money tidak bisa masuk tol melalui gerbang tol tersebut.
Baca Juga
"Di beberapa negara itu seperti itu, ada yang hanya kasih insentif, ada yang hanya dipaksa juga, tetapi juga ada yang kombinasi. Nah kita juga harus lakukan itu," papar dia.
Mengenai mulai terbukanya pembayaran e-money oleh beberapa bank lain, Rahmat mengaku tidak terlalu mengkhawatirkan. Baginya, e-money Bank Mandiri lah saat ini yang memiliki fasilitas paling lengkap di antara yang lain.
"Karena nanti yang akan diminati nasabah bank-bank yang punya sarana isi ulang yang banyak. Kalau bank yang tidak punya sarana isi ulang banyak males juga. Pakai sekali mungkin tidak akan pakai lagi," tutupnya.
Untuk diketahui, Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menargetkan seluruh gerbang tol di Indonesia akan menerapkan transaksi pembayaran nontunai atau secara elektronik pada akhir 2017. Pelaksanaannya bakal dilakukan secara bertahap hingga mencapai 100 persen pada akhir tahun ini.
Kepala BPJT Herry TZ mengungkapkan, pihaknya bersama Badan Usaha Jalan Tol (BUJT), Bank Indonesia (BI), dan perbankan sedang bekerja mendukung gerakan nontunai yang diinisiasi BI. Salah satunya meningkatkan transaksi pembayaran nontunai alias elektronik di gerbang tol.
"Kami ingin meningkatkan penetrasi penggunaan transaksi pembayaran nontunai atau elektronik di semua gerbang tol di seluruh Indonesia. Kita lagi bekerja untuk mewujudkan cashless society di jalan tol tahun ini," ujar dia saat dihubungi Liputan6.com, Jakarta, Senin (13/3/2017).
Saat ini penetrasi penggunaan transaksi pembayaran elektronik di gerbang tol baru mencapai 23 persen. Targetnya 100 persen di 2017. "Nanti akan meningkat, kan sekarang 23 persen, kemudian naik jadi 30 persen-40 persen. Harapannya bisa 100 persen di 2017," kata dia.
Menurut Herry, tujuan transaksi nontunai adalah untuk memangkas waktu antrean kendaraan di gerbang tol, sehingga lebih efisien. Nantinya, seluruh gerbang tol dapat melayani transaksi pembayaran elektronik dari semua bank, bukan hanya bank badan usaha milik negara (BUMN) saja. (Yas/Gdn)