Liputan6.com, Jakarta - Tak semua teknologi digunakan untuk tujuan baik. Nyatanya, teknologi juga kerap digunakan untuk tujuan buruk seperti pembobolan ATM.
Dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi XI DPR RI, Direktur Utama PT Bank Mandiri Tbk (Bank Mandiri) Kartika Wirjoatmodjo menceritakan ATM Bank Mandiri sempat dibobol. Tak main-main, oknum ini menggunakan alat buatan Rusia.
"Alat buatan Rusia mengintervensi gelombang komunikasi ATM dan memerintahkan ATM mengeluarkan uang," kata dia di DPR Jakarta, Kamis (30/3/2017).
Advertisement
Kartika mengaku, alat tersebut sempat menembus ATM sampai dua kali."Kita sempat 1-2 ATM kena, jadi colok pakai kabel," ujar dia.
Baca Juga
Maka itu, Bank Mandiri melakukan antisipasi. Caranya, dengan menanamkan software ke ATM Bank Mandiri. Software ini bisa mendeteksi jika ada pihak berupaya melakukan pembajakan. "Kita dua minggu seluruh Indonesia mau kita pasang aplikasinya," tandas dia.
Kartika melanjutkan, selain pembobolan ATM, terdapat beberapa modus lain yang digunakan oleh oknum untuk mengeruk keuntungan dari Bank Mandiri sehingga berisiko kepada kinerja Bank Mandiri.
Modul lain tersebut adalah penipuan dengan penyalahgunaan kredit. Debitur memperoleh kredit dengan cara memanipulasi laporan keuangan.
"Selama lima tahun terakhir cukup banyak debitur yang dalam perkembangannya melakukan penyalahgunaan kredit. Termasuk memasukkan laporan keuangan yang dibesarkan," kata dia.
Kemudian, dia mengatakan adanya nasabah yang membangkrutkan atau mempailitkan usahanya sendiri. Sehingga, mereka bisa lepas dari jeratan kredit.
"Sekarang cukup banyak, sebagai contoh di Bank Mandiri saat ini ada 17 kasus kepailitan sebagian besar diajukan debitornya," ungkap dia. (Amd/Gdn)