Donald Trump Salah Besar Masukkan RI dalam Daftar Negara Curang

Wakil Ketua KEIN Arif Budimanta menuturkan, konsumen AS mendapatkan manfaat positif dengan kebijakan perdagangan dengan RI.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 05 Apr 2017, 11:20 WIB
Diterbitkan 05 Apr 2017, 11:20 WIB
Donald Trump, presiden ke-45 Amerika Serikat
Donald Trump, presiden ke-45 Amerika Serikat (Associated Press)

Liputan6.com, Jakarta - Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) menilai langkah Presiden Amerika Serikat (AS), Donald J Trump memasukkan Indonesia dalam daftar negara curang penyebab defisit perdagangannya merupakan suatu kesalahan. Alasannya, Negeri Paman Sam itu selama ini telah mendapatkan banyak manfaat dari kerja sama perdagangan Indonesia-AS.

"(Trump masukkan Indonesia negara curang) miss leading," tegas Wakil Ketua KEIN, Arief Budimanta saat berbincang dengan Liputan6.com, Jakarta, Rabu (5/4/2017).

Dia menyebutkan beberapa alasannya. Pertama, kata Arief, kebijakan ekonomi, khususnya di bidang perdagangan, didasari adanya kemitraan komprehensif antara Indonesia dan AS yang digagas pemerintahan sebelumnya di bawah kepemimpinan Barrack Obama.

"Kedua, selama ini justru konsumen AS mendapatkan manfaat positif dengan kebijakan perdagangan itu karena mendapat kualitas bagus dan harga yang kompetitif. Beberapa produk AS, seperti tekstil kan diproduksi di Indonesia," Arief menjelaskan.

Alasan ketiga, Dia menuturkan, secara tidak langsung dalam bidang lainnya, perusahaan AS memperoleh keuntungan atau surplus nilai tambah, terutama di bisnis informasi teknologi serta bidang lainnya.

"Jadi atas hal ini (tudingan Trump), pemerintah harus meningkatkan diplomasi perdagangan dalam rangka memperkuat kebijakan komprehensif yang sudah ada," Arief berharap.

Sebelumnya, Presiden Donald Trump memerintahkan stafnya untuk mengumumkan negara-negara yang bertanggung jawab atas defisit perdagangan AS yang mencapai US$ 50 miliar. Negara-negara ini disebutnya sebagai negara yang curang terhadap perdagangan AS. Dalam daftar yang disebutkan, salah satunya adalah Indonesia.

Seperti dilansir dari ChannelnewsAsia, Senin 3 April 2017, Pejabat Tinggi AS mengatakan bahwa Donald Trump akan mengeluarkan dua perintah eksekutif untuk mencari akar masalah penyebab defisit neraca perdagangan AS.

Sekretaris Perdagangan AS, Wilbur Ross mengatakan, salah satu perintah Trump berupa analisis negara per negara dan produk per produk. Hasilnya akan dilaporkan pada Trump dalam 90 hari.

Mereka akan melihat bukti kecurangan, perilaku tak pantas, kesepakatan dagang yang tidak sesuai dengan janji, kurangnya penegakan hukum, persoalan mata uang, dan kendala dengan Organisasi Perdagangan Dunia

Ross menyebutkan, China menjadi sumber defisit terbesar. Selain China, ada belasan negara lain dinilai menjadi penyebab defisit perdagangan AS. Negara tersebut ialah Kanada, Prancis, Jerman, India, Indonesia, Irlandia, Italia, Jepang, Malaysia, Meksiko, Korea Selatan, Swiss, Taiwan, Thailand dan Vietnam.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya