Apa Dampak Pencabutan Bebas Visa 49 Negara bagi Pariwisata RI?

Sektor pariwisata merupakan tumpuan ekonomi Indonesia ke depan, di samping sektor pertanian, industri, dan ekonomi kreatif.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 02 Mei 2017, 15:00 WIB
Diterbitkan 02 Mei 2017, 15:00 WIB
Sektor pariwisata, merupakan tumpuan ekonomi Indonesia ke depan, di samping sektor pertanian, industri, dan ekonomi kreatif.
Sektor pariwisata, merupakan tumpuan ekonomi Indonesia ke depan, di samping sektor pertanian, industri, dan ekonomi kreatif.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya tengah mengkaji pencabutan fasilitas bebas visa bagi 49 negara yang tidak berpengaruh signifikan terhadap jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia.

Kebijakan itu diyakini Badan Pusat Statistik (BPS) tidak akan berdampak besar terhadap sektor pariwisata. "Kalau pencabutan bebas visa selektif, untuk negara yang jumlah wismannya tidak banyak, tidak ada dampaknya. Kecuali seluruhnya dicabut," kata Kepala BPS, Suhariyanto atau yang akrab disapa Kecuk di kantornya, Jakarta, Selasa (2/5/2017).

Kecuk mengungkapkan, selama ini Indonesia sangat bergantung dengan turis asal Tiongkok, Singapura, Malaysia, Australia, dan Jepang. Jumlah kunjungan wisman dari lima negara tersebut tercatat paling besar, termasuk di periode Maret ini.

"Menurut saya, kemasan (pariwisata) kita perlu dipercantik dan perlu memperkenalkan spot-spot pariwisata yang bagus, tapi belum dikenal banyak orang," terangnya.

Sektor pariwisata, merupakan tumpuan ekonomi Indonesia ke depan, di samping sektor pertanian, industri, dan ekonomi kreatif.

"Karena kan banyak tenaga kerja yang terserap di sektor pariwisata. Kalau sektor ini tumbuh tinggi, maka dampaknya bagus buat perekonomian," kata Kecuk.

Berdasarkan data BPS, jumlah kunjungan wisman ke Indonesia mencapai 1,02 juta kunjungan di periode Maret 2017. Realisasi ini naik 6,68 persen dibanding pencapaian Februari lalu sebanyak 957,6 ribu kunjungan. ‎

Bila dibandingkan Maret 2016, realisasi jumlah kunjungan wisman di Maret ini meningkat 11,64 persen.

Dari asal negara, turis yang paling banyak datang ke Indonesia pada Maret 2017 dibanding Maret 2016, yakni Tiongkok de‎ngan 140,98 ribu kunjungan atau naik dari sebelumnya 94,22 ribu kunjungan. Diikuti turis asal Singapura 128,38 ribu atau turun dari 130,80 ribu kunjungan.

Turis asal Malaysia, Australia, dan Jepang masing-masing 117,26 ribu kunjungan; 88,20 ribu kunjungan; dan 43,85 ribu kunjungan. Sebelumnya, untuk tiga negara ini sebanyak 107,25 ribu kunjungan; 88,95 ribu kunjungan; dan Jepang 43,05 ribu kunjungan.

Menpar Arief Yahya sebelumnya pernah mengatakan, pemerintah berencana untuk mencoret fasilitas bebas visa bagi 49 negara yang kunjungan wisatawannya tergolong kecil. Namun Arief masih enggan menyebutkan secara detail negara-negara tersebut.

"Namun ada 49 negara, tumbuhnya bukan kecil, tapi nominalnya yang kecil, kurang dari 100 kunjungan," lanjut dia.

Nantinya 49 negara tersebut akan diubah statusnya dari bebas visa menjadi visa on arrival. Hal ini juga sesuai dengan ketentuan di mana kebijakan bebas visa ini dievaluasi setiap satu tahun.

"Di level tim teknis 49 ini diusulkan diubah dari visa free jadi visa on arrival. Sesuai janji kita setahun kita evaluasi. Kalau di level teknis disetujui oleh para menteri, dari 169 dikurangi 49 jadi 120. Jadi penambahan enggak ada, pengurangan iya," tandas Mantan Direktur Utama PT Telkom Tbk itu. (Fik/Gdn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya