Mencari Migas Semakin Sulit

Di tengah kebutuhan energi nasional yang terus meningkat, menemukan minyak dan gas bumi (migas) menjadi semakin sulit

oleh Reza diperbarui 19 Mei 2017, 06:00 WIB
Diterbitkan 19 Mei 2017, 06:00 WIB
Kilang minyak
Di tengah kebutuhan energi nasional yang terus meningkat, menemukan minyak dan gas bumi (migas) menjadi semakin sulit

Liputan6.com, Jakarta Di tengah kebutuhan energi nasional yang terus meningkat, menemukan minyak dan gas bumi (migas) menjadi semakin sulit. Tanpa dukungan teknologi dan investasi, penemuan cadangan besar akan semakin langka dan kesenjangan antara produksi dengan konsumsi akan terus melebar.

Data menunjukkan, cadangan migas signifikan yang terakhir ditemukan Indonesia adalah Banyu Urip di Blok Cepu. Lapangan yang akan menjadi tulang punggung produksi migas nasional ini ditemukan tahun 2000. Jarak waktu penemuan Banyu Urip dengan penemuan cadangan signifikan lainnya, yaitu Lapangan Handil di Blok Mahakam, mencapai sekitar tiga puluh tahun. Artinya, dalam kurun waktu tersebut eksplorasi hanya berhasil menemukan deposit cadangan migas yang kecil-kecil dan akibatnya cadangan migas nasional terus merosot.

Penurunan cadangan sebenarnya hal yang lumrah terjadi pada industri ekstraktif. Jika eksplorasi tidak berhasil menemukan cadangan baru, sementara di sisi lain konsumsi tetap malah bertambah, maka cadangan yang ada sudah pasti menurun. Fenomena ini sebenarnya tidak hanya dialami oleh Indonesia, tetapi juga negara-negara penghasil migas lainnya. 

Di tengah kebutuhan energi nasional yang terus meningkat, menemukan minyak dan gas bumi (migas) menjadi semakin sulit

 

(Adv)

Tag Terkait

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya