Perjuangan BI Tegakkan Kedaulatan Uang NKRI di Wilayah Terdepan

Bank Indonesia (BI) mengalami kendala untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan uang rupiah, di daerah terluar, terpencil dan terdepan.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 14 Jun 2017, 18:00 WIB
Diterbitkan 14 Jun 2017, 18:00 WIB
Bank Indonesia (BI) mengalami kendala untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan uang rupiah, di daerah terluar, terpencil dan terdepan.
Bank Indonesia (BI) mengalami kendala untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan uang rupiah, di daerah terluar, terpencil dan terdepan.

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) mengalami kendala untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan uang rupiah, di daerah terluar, terpencil dan terdepan. Untuk itu, BI mengajak beberapa pihak untuk ikut ambil bagian menegakkan kedaulatan uang Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKR) di wilayah terluar, terpencil dan terdepan. 

Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Uang Bank Indonesia Suhaedi mengatakan, untuk menegakkan kedaulatan negara melalui kehadiran uang NKRI maka BI membuka layanan penukaran uang di 1.136 titik lokasi dari Aceh hingga Papua. Dalam kegiatan kali ini, BI tidak sendiri. Bank Indonesia mengajak beberapa bank pemerintah. 

Penyebaran penukaran uang oleh bank yang tergabung dalam Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tersebut adalah PT Bank Mandiri Tbk di 528 titik, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) di 303 titik, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) di 205 titik serta PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) di 100 titik.

Sedangkan jumlah uang yang disebar di titik tersebut dalam kegiatan yang berlangsung selama dua hari tersebut mencapai Rp 150 miliar.

"Kegiatan ini sesuai dengan misi Bank Indonesia untuk memenuhi kebutuhan uang rupiah di masyarakat dengan jumlah nominal yang cukup, jenis pecahan yang sesuai, tepat waktu dan dalam kondisi yang layak edar di seluruh wilayah NKRI," kata Suhaedi, di Kantor Bank Indonesia, Jakarta, Rabu (14/6/2017).

Selama ini BI mengalami kesulitan untuk ‎menegakkan kedaulatan RI melalui peredaran uang di wilayah terpencil, terluar dan terdepan. Beratnya medan dan kondisi geografis untuk menjangkau wilayah tersebut menjadi kendala bagi BI.

"Penukaran uang ini masalahnya ad adi geografis dan transportasi. Bayangkan misalnya, ada satu satu wilayah yaitu Melonguane yang Sulawesi Utara untuk menjangkaunya kita harus naik kapal 15 jam," jelas Suhaedi.

Tidak terjangkaunya wilayah terluar, terpencil dan terdepan oleh fasilitas penukaran uang, dan jumlah perbankan yang masih minim membuat uang hanya berputar di daerah itu saja.

"Di sana bank yang ada hanya ada BPD, lalu BRI, dan BPR. Itu untuk satu pulau yang begitu besar. Jadi untuk pelayanan penukaran uang ini sangat sulit dan masyarakat menggunakannya berputar di daerah itu aja," tutur dia.

Untuk meningkatkan pelayanan penukaran uang, Bank Indonesia menggandeng TNI Angkatan Laut dan jaringan perbankan‎ agar masyarakat bisa memperoleh uang layak edar.

"Untuk penukaran uang kita bekerja sama dengan TNI AL untuk daerah terpencil. Tapi jaringan perbankan penting, jadi kita ada BI untuk memastikan uang layak edar. Sehingga masyarakat memperoleh uang yang baik," tutup Suhaedi.

Tonton Video Menarik Berikut Ini:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya