Liputan6.com, New York Harga minyak mentah dunia melonjak mendekati US$ 50 per barel jelang akhir pekan, meski laju komoditas ini masih memiliki sedikit ganjalan.
Melansir laman CNBC, Sabtu (29/7/2017), harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate naik US$ 4 per barel, atau 8,6 persen ke posisi US$ 49,71. Ini menjadi kinerja mingguan terbaik mereka sepanjang tahun.
Baca Juga
Sementara harga minyak Brent, patokan internasional naik 9 persen minggu ini, ke posisi US$ 52 per barel.
Produsen minyak Arab Saudi menyatakan akan memotong ekspor pada bulan Agustus untuk menahan laju harga. Ini seiring penurunan tajam pada stok minyak mentah AS.
Advertisement
"Ada dukungan fundamental untuk laju minyak beberapa derajat," kata Tamar Essner, Direktur Energi dan Utilitas Nasdaq Corporate Solutions. Pada Rabu, AS melaporkan jika persediaan minyak turun ke titik di bawah di Agustus.
Meskipun terjadi kenaikan rentang perdagangan baru-baru ini, di mana Essner dan analis lainnya memperkirakan harga minyak tetap di posisi US$ 42 sampai US$ 55 per barel.
Namun harga minyak mentah berjangka pada tahun depan diprediksi datar. Harga dalam 12 bulan kemungkinan tidak akan naik di atas US$ 50,15, menurut Roberto Friedlander, Kepala Perdagangan Energi di Seaport Global Securities.
Kata Smith, pernyataan Arab Saudi untuk memotong ekspor minyak pada Agustus ke level terendah pada tahun ini itu ikut mendukung harga minyak. "Janji eksportir memotong pengiriman ke Amerika Serikat membantu untuk mengurangi stok di sana," jelas dia.
OPEC dan eksportir minyak lainnya menyepakati untuk mengurangi pasokan guna menyeimbangkan pasar minyak pada Januari.
Arab Saudi pada pekan ini, mengisyaratkan keinginan agar OPEC mengurangi ekspor lebih agresif. Kuwait dan Uni Emirat Arab ikut menyatakan dukungan.
Tonton video menarik berikut ini: