Rusia Jadi Pintu Gerbang Ekspor Produk Halal RI ke Eurasia

Jumlah penduduk Rusia menjadi pangsa pasar ekspor produk halal yang harus digarap secara serius.

oleh Septian Deny diperbarui 07 Agu 2017, 14:08 WIB
Diterbitkan 07 Agu 2017, 14:08 WIB
Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita menyatakan Rusia merupakan gerbang ekspor bagi produk makanan dan minuman halal Indonesia ke Eurasia.
Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita menyatakan Rusia merupakan gerbang ekspor bagi produk makanan dan minuman halal Indonesia ke Eurasia.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita menyatakan Rusia merupakan gerbang ekspor bagi produk makanan dan minuman halal Indonesia ke Eurasia. Pemerintah Indonesia pun terus berupaya untuk meningkatkan kerja sama perdagangan dengan negara tersebut.

Hal ini disampaikan Mendag saat berkunjung ke Food City di Moskow, Rusia, pekan lalu, sekaligus mengakhiri rangkaian Misi Dagang Rusia.

"Food City dapat menjadi gerbang ekspor produk mamin halal ke Eurasia sekaligus menjadi model percontohan pusat distribusi di dalam negeri. Keikutsertaan Indonesia di Food City ini menjadi langkah awal untuk memperluas pasar ekspor produk Indonesia," ujar dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (7/8/2017).

Enggar menjelaskan jumlah penduduk Rusia saat ini mencapai 143,5 juta jiwa, dengan 9,4 juta di antaranya beragama Islam. Hal tersebut tentu menjadi pangsa pasar ekspor produk halal yang harus digarap secara serius.

"Ini peluang bagi produk makanan olahan Indonesia termasuk makanan halal,” lanjut dia.

Food City merupakan etalase seluas 8.000 meter persegi di Moskow yang dipergunakan untuk menampilkan aneka produk makanan minuman dari paviliun negara-negara yang ikut berpartisipasi dalam program ini. Indonesia yang berpartisipasi mendapat kehormatan dari pihak Rusia dengan mendapat lahan seluas 200 m2.

Paviliun Indonesia berada di area internasional berdekatan dengan Macedonia, Iran, Korea Selatan, dan Vietnam. Dalam jangka menengah dan panjang, lanjut Enggar, program permanent trade display Paviliun Indonesia di Food City diperkirakan akan menjangkau pembeli yang lebih luas di kawasan Eurasia termasuk Armenia, Belarus, Kazakshtan, Kyrgistan, Eropa Timur dan Tengah, juga Asia.

Untuk itu, ke depannya keikutsertaan Indonesia dalam Food City tersebut harus dikelola secara profesional. "Pengelola Food City dan Atase Perdagangan Moskow harus bekerja sama dengan importir atau distributor produk mamin di Rusia. Dari Jakarta, Ditjen PEN akan melakukan seleksi produk-produk makanan Indonesia yang telah memenuhi standar kualitas produk ekspor dan dapat menjamin kontinuitasnya untuk hadir di Food City,” jelas dia.

Enggar juga mengimbau Gubernur, Bupati/Walikota, dan pelaku usaha Indonesia, dapat memaksimalkan keberadaan Paviliun Indonesia di Food City untuk mendorong ekspor ke pasar Rusia yang lebih besar, khususnya produk makanan dan minuman.

Dirinya mengaku terinspirasi untuk mengadopsi konsep Food City untuk dapat diterapkan di Indonesia dengan membangun pusat distribusi antarpulau dan antarprovinsi sebagai jalur logistik yang dapat menjangkau seluruh wilayah Indonesia.

"Konsep Food City ini bisa memutus mata rantai distribusi yang panjang,” tandas dia.

Paviliun Indonesia di Food City digagas mantan Menteri Perdagangan Rachmat Gobel bekerja sama dengan Duta Besar RI di Moskow dan Atase Perdagangan di Moskow untuk meningkatkan ekspor Indonesia ke Rusia, terutama untuk produk makanan olahan.  

Tonton video menarik berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya