Arab Saudi Terbitkan Surat Utang dalam Bentuk Yuan

Harga minyak yang terus anjlok membuat anggaran Arab Saudi semakin tak sehat.

oleh Zulfi Suhendra diperbarui 25 Agu 2017, 11:27 WIB
Diterbitkan 25 Agu 2017, 11:27 WIB
20150813-Yuan China Bikin Geger Dunia Keuangan
Petugas menghitung lembaran 100 yuan di cabang China Construction Bank di Hai'an, provinsi Jiangsu, 10 Agustus 2015. Langkah Bank Sentral China menurunkan nilai tukar yuan terhadap dolar AS langsung membuat pelaku pasar ketakutan. (REUTERS/China Daily)

Liputan6.com, Jakarta Harga minyak yang terus anjlok membuat anggaran Arab Saudi semakin tak sehat. Alhasil, Arab harus berutang miliaran dolar Amerika untuk menambal defisit anggaran mereka.

Kali ini, tak hanya dalam bentuk dolar, Arab Saudi juga berencana menerbitkan surat utang dalam bentuk mata uang yuan.

Seperti dilansri dari Reuters, Jumat (25/8/2017), mendapatkan dana tersbeut diyakini bisa memberikan Arab Saudi fleksibilitas finansial dan kesuksesan bagi China yang merupakan pasar besar untuk minyak Arab. Di sisi lain, China juga ingin menjadikan yuan sebagai mata uang dunia.

"Salah satu tujuannya adalah untuk membedakan basis pinjaman untuk Arab Saudi," kata Wakil Menteri Ekonomi dan Perencanaan Mohammed al-Tuwaijri dalam konferensi Saudi-China di Jeddah.

"Kita akan melakukan itu melalui akses ke investor atau likuiditas di pasar. China saat ini adalah salah satu pasar teratas. Kita juga akan mengakses pasar lain dalam hal peluang pendanaan lain, surat utang dan lainnya," tambahnya.

Tuwajiri menambahkan, Arab Saudi akan mempertimbangkan pendanaan dari renminbi dan produk lainnya dari China.

Arab Saudi tertarik untuk melakukan hal ini bukan hanya untuk menutup defisit anggaran, tapi lebih jauh lagi untuk membiayai proyek investasi yang sedang berjalan yang pada akhirnya bisa menyerap banyak tenaga kerja.


Pembiayaan untuk infrastruktur

Sementara itu, Menteri Energi Arab Saudi Khalid al-Falih mengatakan, Arab Saudi dan China berencana mendirikan investment fund senilai US$ 20 miliar.

Dana tersebut akan diinvestasikan dalam beberapa sektor seperti infrastruktur, energi, tambang dan lainnya. Namun, dia tidak menyebutkan secara rinci mengenai rencana tersebut.

Sedangkan China sudah menyatakan rencananya untuk mendirikan kerja sama investasi tersebut pada negara-negara dunia di beberapa tahun terakhir, dalam rangka meningkatkan kerja sama ekonomi bilateral.

Pada Desember 2015, China menyatakan bahwa mereka akan mendirikan investment fund dengan Uni Emirat Arab senilai US$ 10 miliar.

Tonton video menarik berikut ini:

 
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya