Proyek Infrastruktur Bisa Pangkas Jalur Distribusi Pangan

Pembangunan infrastruktur harus memiliki efek domino bagi perekonomian, satunya adalah untuk mencapai ketahanan pangan atau food security.

oleh Zulfi Suhendra diperbarui 14 Nov 2017, 08:30 WIB
Diterbitkan 14 Nov 2017, 08:30 WIB
Sawah
Dua orang buruh tani penggarap menanam benih padi milik warga di Bubulak, Bogor, Jabar. Buruh tani yang mengelola sawah milik warga tersebut diupah dengan 20% padi dari hasil saat panen nanti.(Antara)

Liputan6.com, Jakarta Pembangunan infrastruktur harus memiliki efek domino bagi perekonomian, satunya adalah untuk mencapai ketahanan pangan atau food security. Hal ini penting mengingat harga pangan di Tanah Air masih terbilang tinggi dan relatif tidak terjangkau oleh sebagian kalangan.

Kepala Bagian Penelitian Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Hizkia Respatiadi mengatakan, pembangunan infrastruktur harus bisa mendukung tercapainya ketahanan pangan. Dikatakan Hizkia, infrastruktur harus bisa memangkas jalur distribusi pangan, sehingga bisa menekan harga.

“Pembangunan infrastruktur harus diarahkan untuk mendukung terciptanya jalur distribusi bahan pangan yang lebih efisien, termasuk bahan pangan yang diimpor dari luar negeri. Inilah yang harus dikawal oleh pemerintah agar pembangunan infrastruktur (termasuk tol laut) mencapai sasaran tersebut,” ujar Hizkia dalam keterangan resmi yang diterima, Selasa 914/11/2017).

Pembangunan infrastruktur akan bermanfaat secara maksimal kalau bisa ikut meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya masyarakat kelompok terendah. Terkait dengan pangan, pemerintah dihadapkan pada luasnya wilayah Indonesia untuk bisa mendistribusikan komoditas pangan dari satu tempat ke tempat yang lain.

Penyediaan jenis infrastruktur yang tepat akan menciptakan jalur distribusi pangan yang efisien antar daerah. Komoditas lokal maupun impor akan dapat didistribusikan secara merata ke berbagai daerah di Tanah Air. Hal inilah yang akan berdampak pada kestabilan harga komoditas pangan dan juga ketersediannya.

 Selain itu, lanjut Hizkia, pembangunan infrastruktur juga harus diarahkan untuk mendukung terintegrasinya Indonesia dengan perdagangan internasional. Tidak hanya menggalakan ekspor, Indonesia juga harus siap mengimpor komoditas, baik pangan maupun barang dan jasa, dari negara lain

 “Dengan semakin mudahnya barang atau komoditas masuk dan keluar ke dan dari Indonesia, harga barang dan komoditas tersebut akan semakin terjangkau. Hal ini tentu berdampak positif yaitu masyarakat dapat memenuhi kebutuhannya dengan komoditas berkualitas dengan harga terjangkau dan hal ini juga mendorong semakin berkembangnya suatu kawasan," ungkap Hizkia.

CIPS mendorong pemerintah untuk menciptakan jalur distribusi barang dan komoditas, dalam hal ini adalah pangan lokal maupun impor, melalui pembangunan infrastruktur yang sedang dilaksanakan. Masyarakat sebagai konsumen adalah pihak yang akan paling diuntungkan dengan tercapainya ketahanan pangan.

Harga pangan tidak lagi sulit dijangkau dan ketersediannya bisa terjamin karena konektivitas antar daerah karena adanya jalur distribusi yang mudah dan relatif cepat.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya