Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) berkomitmen membantu pemerintah untuk mencapai target porsi Energi Baru Terbarukan (EBT) dalam bauran energi sebesar 23 persen pada 2025.
Senior Vice Presiden (SVP) Research & Technology Center Pertamina, Herutama Trikoranto menuturkan, Pertamina sudah sejak lama menekuni bisnis EBT, mulai dari panas bumi atau geothermal, biomassa dan biodiesel.
"Selain mengelola pembangkit panas bumi, bidang lain yang menjadi fokus perusahaan untuk jangka pendek dan menengah yakni panel surya dan tenaga angin," kata Herutama, di Jakarta, Rabu (13/12/2017).
Advertisement
Baca Juga
Direktur Utama Pertamina Elia Massa Manik menambahkan, sebagai perusahaan terdepan yang memproduksi energi panas bumi, Pertamina mendukung aturan baru pemerintah untuk mendorong pengembangan EBT.
Relasi tersebut adalah Peraturan Menteri Nomor 50 Tahun 2017 tentang pengembangan energi baru dan Terbarukan (EBT) membuka peluang untuk proses penentuan tarif secara bussines-to-bussines (B2B) antara PLN dan pengembang listrik swasta.
Regulasi yang ramah terhadap investasi itu bakal mempercepat pembangunan energi terbarukan panas bumi, maupun energi terbarukan lainnya antara lain bio massa, hidro, matahari dan lainnya.
"Dalam beberapa tahun ke depan kami masih akan mengembangkan energi panas bumi, untuk itu kami menyambut baik regulasi yang ramah investasi dan mendukung terciptanya clean energy ke depan," tutur dia.
Wakil Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar mengungkapkan rencana pemerintah mengoptimalkan sumber energi terbarukan, sebagai bagian dari upaya merealisasikan komitmen Indonesia berpartisipasi dalam global sustainable action yang disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 21st COP 2015 di Paris, guna mengurangi emisi gas rumah kaca pada 2030 dengan target 29 persen.
"Sejumlah langkah diterapkan pemerintah untuk mengimplementasikan rencana ini serta mencapai target bauran energi terbarukan sebesar 23 persen pada tahun 2025, antara lain dengan menerbitkan beragam regulasi guna memperbaiki iklim investasi dan mempercepat penggunaan energi terbarukan, berupa insentif fiskal dan non fiskal," kata Arcandra.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Pertamina Operasikan PLTP Lumut Balai pada 2018
Sebelumnya PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) akan mengoperasikan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Lumut Balai Unit 1 di Muara Enim, Sumatera Selatan pada 2018
Direktur Utama PGE Irfan Zainuddin mengatakan, PLTP Lumut Balai unit 1 berkapasitas 55 Mega Watt (MW), ditargetkan beroperasi pada Oktober 2018. Setelah unit 1 beroperasi, akan disusul unit 2 dengan kapasitas yang sama pada 2019.
"2018, yang sudah bakal Commercial Operating Date (COD) itu di Lumut Balai yang jumlahnya 55 MW," kata Irfan, saat menghadiri Pertamina Energy Forum, di Kawasan Kuningan, Jakarta, Selasa 13 Desember 2017.
Irfan menuturkan, saat ini PLTB Lumut Balai sedang dalam proses pembangunan, beroperasinya proyek tersebut akan menambah pasokan listrik dari energi panas bumi.
"Target kita akan nambah satu dari proyek yang kita kerjakan saat ini yaitu di Lumut Balai. Sekarang sedang EPC. Kita harapkan commissioning Oktober 2018," tutur Irfan.
Pembangunan pembangkit listrik panas bumi sesuai target. Pada semester I 2017, pembangkit listrik panas bumi yang tercatat sebesar 1.698,5 MW, itu sesuai target semester I 2017.
Sementara itu, Direktur Jenderal Energi Baru Terbaru dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Rida Mulyana mengatakan, realisasi tahun 2016 sebesar 1.698,5 MW, kemudian target tahun ini 1.858,5 MW. Dia yakin target tersebut akan tercapai, mengingat akan ada tiga tambahan pembangkit listrik panas bumi llagi.
Tiga pembangkit itu antara lain di Sarulla Sumatera Utara 110 MW, Karaha Jawa Barat 30 MW, dan Sorikmarapi 20 MW. "Akhir Desember mudah-mudahan 1.858 MW," kata Rida.
Sejak tahun lalu, PGE menjalankan tujuh proyek panas bumi secara paralel. Yaitu, Sungai Penuh upstream project 1x55 MW dengan target beroperasi 2020. Hululais upstream project 2x55 MW dengan target beroperasi 2019 untuk unit 1 dan 2021 unit 2.
Kemudian Ulubelu total project 2x55 MW yang beroperasi 3 Juli 2016 untuk unit 3 dan Juni 2017 untuk unit 4. Pertamina Geothermal Energy juga mengerjakan proyek Lumut Balai Unit 1 dan 2 total kapasitas 2x55 MW, dengan target COD untuk unit 1 pada 2018 dan 2019 untuk unit 2, Lumut Balai Unit 3 dan 4 total kapasitas 2x55 MW.
Adapun target COD 2022 untuk unit 3 dan 2024 untuk unit 4, Karaha total kapasitas 1x30 MW target COD juni 2017, serta Lahendong Unit 5 dan 6 dengan total kapasitas 2x20MW, COD pada 15 September 2016 untuk unit 5 dan 9 Desember 2016 unit 6.
Advertisement